220 Kilogram Sampah di Bandung Sustainability Summit 2025 Berhasil Dikelola Secara Terukur
Capaian ini sekaligus berkontribusi terhadap tiga target Sustainable Development Goals (SDGs)
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bandung Sustainability Summit (BSS) 2025 mencatat 220 kilogram sampah berhasil dikelola secara terukur selama dua hari penyelenggaraan, yang hasilnya dipilah menjadi 42 kilogram organik, 156 kilogram anorganik, dan hanya 22 kilogram residu menjadikan forum ini contoh penerapan standar suistanability.
Capaian ini sekaligus berkontribusi terhadap tiga target Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab), serta SDG 13 (Aksi Iklim).
Selain itu, penggunaan wadah makan berbahan bambu, refill water station bebas botol plastik sekali pakai, hingga paper cup non-plastik menurunkan jejak karbon hingga 42 gram CO₂e per peserta.
Penggunaan transportasi umum oleh peserta pun memberi dampak penurunan emisi yang signifikan, yakni hingga 59 persen dibanding penggunaan kendaraan pribadi.
“BSS 2025 membuktikan bahwa keberlanjutan bukan hanya konsep di ruang kuliah atau kebijakan di atas kertas. Kami di ITB percaya bahwa ilmu pengetahuan harus hadir di ruang publik; diterapkan, diuji, dan memberikan manfaat langsung. Forum ini menjadi contoh bagaimana riset akademik bisa berpadu dengan kebijakan dan aksi di lapangan,” ujar Dr. Eng. Nita Yuanita, S.T., M.T., Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, Sabtu (7/11/2025).
Sementara itu, Abbie Ardiwinata, Co-Founder & Director Suvarna Sustainability, mengatakan, pihaknya ingin membuktikan aksi nyata dengan menggaungkan isu keberlanjutan.
“Pengelolaan sampah, efisiensi energi, dan penghitungan dampak lingkungan harus menjadi bagian dari standar baru penyelenggaraan acara. Dalam penutupan BSS 2025, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, juga menyampaikan harapan agar forum ini dapat diselenggarakan secara berkesinambungan, menjadi ruang belajar, berbagi, dan beraksi yang terus hidup di kota ini," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa bagi pihaknya, pesan tersebut bukan sekadar penutup kegiatan, tetapi menjadi amanah dan pengingat bahwa keberlanjutan yang sesungguhnya harus terus berjalan dan memberi dampak berkelanjutan, bukan berhenti pada satu momentum saja.
Selain diskusi panel dan pelatihan, forum ini juga menghasilkan rekomendasi kebijakan serta roadmap sinergi keberlanjutan yang disebut akan menjadi referensi bagi pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan sektor usaha.
Dia menambahkan, dengan capaian pengelolaan sampah yang terukur, efisiensi energi, serta penurunan emisi karbon selama dua hari pelaksanaan, Bandung Sustainability Summit 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi antara kota, universitas, dan komunitas bisa bergerak seiring menuju masa depan yang hijau, tangguh, dan inklusif.
| Didominasi Keluhan Kesehatan Mental Remaja, 875 Warga Bandung Konsultasi ke Puspaga |
|
|---|
| Siap-siap Bandung Macet Hari Minggu 9 November 2025, Ada Konser Musik WJF hingga Lomba Lari |
|
|---|
| Siap-siap Bandung Macet Hari Ini Sabtu 8 November 2025, Banyak Acara Musik hingga Pameran |
|
|---|
| Pemkot Bandung Pasang Panic Button di Dua Titik, Warga Cukup Tekan Tombol Saat Melapor |
|
|---|
| Farhan dan Rektor ITB Sepakat, Sustainability Jadi Dasar Kebijakan Jangka Panjang di Bandung |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kiri-kanan-Dr-Eng-Nita-Yuani.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.