Kisah Guru SD di Cianjur Terjang Sungai Cikondang untuk Mengajar Akibat Jembatan Gantung Putus
Jembatan gantung Bobojong penghubung empat desa kampung di Kampung Sukaresmi, Desa Girimukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur putus.
Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi.
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Jembatan gantung Bobojong penghubung empat desa kampung di Kampung Sukaresmi, Desa Girimukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur putus, karena sling atau kawat baja usang.
Jembatan penghubung antar Desa Cikondang, Susukan, Girimukti dan Cikobor tersebut putus pada Kamis (10/1/2025).
Bahkan saat kejadian empat pelajar SMP sempat terjatuh ke aliran Sungai Cikondang, sedangkan yang lainya tergantung.
Beruntung keempat pelajar tersebut tidak mengalami cedera parah, namun hanya mengalami lecet di beberapa bagian tubuhnya saja.
Tak hanya itu, putusnya jembatan gantung tersebut memaksa Syarif Hidayat, guru asal Kampung Panyandungan, Desa Girimukti harus melintasi arus Sungai Cikondang demi mengajar murid-muridnya di SDN Margalaksana yang berada di Kampung Bolang.
Syarif yang sudah berprofesi sebagia guru selama puluhan tahun terpaksa harus menyebrangi aliran Sungai Cikondang selebar 35 meter untuk pertama kalinya.
Baca juga: Ratusan Kepala Keluarga Terdampak Pergerakan Tanah di Takokak Cianjur, Menolak Direlokasi
Sebab jika menggunakan jalur akses lain, guru yang sudah berusia sekitar 57 tahun itu harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer, dengan waktu tempuh hampir selama 2 jam lebih.
Sebelum turun untuk menyebrangi aliran Sungai Cikondang itu, ia harus membuka alas kakinya agar tak basah, atau terbawa arus. Celana hitam yang dikenakannya pun ia singsingkan.
Langkah demi langkah harus ia pastikan agar tak masuk sungai yang lebih dalam, juga arus yang kencang Syrif harus menyusuri bibir Sungai Cikondang.
Namun sudah hati - hati dalam mengambil langkah yang dia ambil, ditengah - tengah Sungai Cikondang, celana yang ia kenakan hingga baju untuk mengajar muridnya itu basah,
Setelah hampir selama beberapa belas menit menerjang aliran Sungai Cikodang, Syarif pun terpaka harus memanjat bibir sungai untuk melanjutkan jalan kaki yang biasa dirinya lintasi dengan celana, dan baju setengah badan basah kunyup.
Baca juga: Ratusan Guru Lolos PPPK, Ketua DPRD Cianjur : Tingkatkan Pendidikan di Kabupaten Cianjur
"Menyebrangi Sungai ini baru hari ini (Jumat), karena jembatanya putus sejak Kamis (9/1/2025) sore kemarin. Jadi terpaksa harus menyebrangi sungai, walau pun takut gimana lagi," ucap Syarif pada wartawan, Jumat (10/1/2025).
Syarif mengungkapkan, ada akses jalan lainya yang dapat dilintasi untuk sampai di sekolah tempat ia mengajar para murid - muridnya. Namun jaraknya lebih jauh.
"Harus memutar kalau pakai akses lainya sejauh 3 kilometer, tapi saya gak punya kendaraan, mau tak mau harus melewati Sungai ini," katanya.
Syarif berharap pemerintah dan pihak terkait bisa segera memberbaiki jembatan yang hampit setiap hari ia lewati untuk mendidik dan mengajar muridnya. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI
| Jembatan Gantung di Pangandaran yang Bikin 8 Siswa Tercebur Sungai Mulai Diperbaiki, Target 3 Hari |
|
|---|
| Memprihatinkan! Jembatan Gantung Anyaman Bambu di Pangandaran Rusak Parah, Warga Terancam Terisolasi |
|
|---|
| Polres Pangandaran Selidiki Insiden 8 Siswa Jatuh ke Sungai dari Jembatan Gantung |
|
|---|
| Jembatan Gantung Pajaten Pangandaran Ditutup setelah Insiden 8 Siswa Jatuh |
|
|---|
| Daftar Nama Korban Jembatan Gantung Ambruk di Pangandaran |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Kisah-Syarif-Hidayat-57-guru-sekolah-dasar-Kecamatan-Campaka.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.