Soal Pohon Tumbang, Pengamat Sebut Pemkot Bandung Minim Mitigasi, Pemberian Ganti Rugi Tebang Pilih

Frans Ari Prasetyo menilai Pemkot Bandung minim melakukan mitigasi hingga akhirnya banyak terjadi pohon tumbang saat turun hujan deras disertai angin

tribunjabar.id / Hilman Kamaludin
Kondisi mobil yang dikendarai ibu dan anak setelah tertimpa pohon tumbang. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengamat tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Frans Ari Prasetyo, menilai Pemkot Bandung minim melakukan mitigasi hingga akhirnya banyak terjadi pohon tumbang saat turun hujan deras disertai angin kencang.

Menurut Frans, dengan banyaknya pohon tumbang itu menandakan bahwa mitigasi dengan cara maintenance terhadap pohon-pohon yang sudah memiliki daya hidup lama atau sudah tua tidak dilakukan Pemkot Bandung.

"Mitigasi dengan melakukan perawatan terhadap pohon yang sudah tua sangat minim. Ini kan pohon-pohon yang tumbang ini pasti pohon-pohon yang usianya sudah 50 tahun atau bahkan lebih, ada yang 100 tahun," ujarnya saat dihubungi, Minggu (3/11/2024).

Baca juga: Korban Pohon Tumbang di Lahan Pemerintah Kota Bandung Bisa Dapat Asuransi atau Santunan Rp 50 Juta

Seharusnya, kata Frans, Pemkot Bandung harus memiliki skenario atau proses mitigasi terhadap maintenance pohon-pohon yang sudah tua agar bisa diketahui ketika sudah membahayakan bisa segera untuk ditumbangkan di waktu-waktu tertentu.

"Itu kan penting supaya kita tahu, oh pohon ini (bisa tumbang). Kan akan ada peramalan yang bisa diprediksi bahwa pohon-pohon seperti ini harus ditumbangkan setahun lagi atau dua tahun lagi, jadi ketahuan," kata Frans.

Sebelum ditumbangkan, kata dia, harus diperhatikan proses penggantiannya, jangan sampai ketika pohon tua ini ditumbangkan, lokasinya malah dijadikan pelebaran jalan dan membuka ruang untuk komersil yang lain.

"Jadi penggantiannya ditanami oleh pohon yang baru untuk me-replacenya dengan kapasitas dan kemampuan pohon yang lebih baik sebagai bagian ruang terbuka hijau dan bagian dari mengatasi krisis iklim," ucapnya.

Baca juga: NGARUMAS, Marc Klok Sesalkan Main Imbang Lawan SP, Berasa Kalah: Next Fokus ke Lion City

Ia mengatakan, tumbangnya pohon adalah risiko-risiko yang tidak bisa diprediksi, sehingga upaya mitigasi harus dilakukan agar bisa memprediksi ada risiko pohon tumbang dan harus segera ditumbangkan agar nantinya tidak sampai membahayakan.

"Jadi perawatan pohon harus dilakukan dengan baik dan benar, bukan hanya dikasih baju. Tapi dilakukan tes daya cengkram akar yang benar, bagaimana penyerapan air, kemudian rantingnya, apakah masih visibel atau tidak, supaya orang tidak terganggu dan terancam ranting," ujar Frans.

Menurutnya, pohon merupakan bagian dari infrastruktur hijau, sehingga ketika tanaman dikaitkan dengan infrastruktur, maka harus dilakukan upaya maintenance dan pemerintah harus memiliki skenario untuk melakukan maintenance terhadap tanaman ini.

"Misalnya dia harus tahu pohon-pohon jenis ini memiliki umur berapa tahun, kan bisa terlihat dari hitungan kaliumnya apakah masih layak berdiri atau tidak, lihat juga diukur kekuatan akarnya di bawah," katanya.

Frans menyebut upaya tersebut tidak pernah dilakukan oleh Dinas Perumahan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung, sehingga wajar jika sering terjadi pohon tumbang saat terjadi hujan deras disertai angin kencang.

"Itu yang gak pernah dilakukan, saya nggak pernah melihat DPKP3 melakukan pengecekan terhadap daya cengkram akar terhadap tanah, sehingga pohon ini bisa bertahan atau enggak dengan menampung beban seperti itu," ucap Frans.

Selain itu pembangunan-pembangunan yang selama ini dilakukan di area-area pohon besar terutama di pinggir jalan, kata Frans, selalu mengurangi daya cengkram akar seperti pembangunan trotoar yang terlalu mepet ke batang pohon.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved