Wujudkan Senyum Ceria Bebas Karies pada Anak

Indonesia memiliki program bebas karies di tahun 2030 mendatang. Upaya tersebut didorong untuk mewujudkan senyum ceria anak-anak bebas dari karies

|
Penulis: Nappisah | Editor: Siti Fatimah
Istimewa
Wujudkan Senyum Ceria Bebas Karies pada Anak 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan bagi sebagian orang. Salah satu permasalahan yang kerap dijumpai adalah karies gigi.  Indonesia memiliki program bebas karies di tahun 2030 mendatang. Upaya tersebut didorong untuk mewujudkan senyum ceria anak-anak bebas dari karies gigi

Untuk mengakselerasikan target tersebut, edukasi harus terus digalakan agar timbul kesadaran masyarakat terhadap gigi karies.  Namun tahukah Anda? karies secara umum biasa disebut sebagai gigi berlubang atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada permukaan gigi.

drg. Hanifah Septianti, Sp. KGA Dokter Spesialis Gigi  di Santosa Hospital Bandung Kopo, mengatakan karies gigi disebabkan bakteri yang menempel pada permukaan gigi melakukan metabolisme karbohidrat sehingga menghasilkan asam, yang dapat melarutkan lapisan terluar gigi. 

drg. Hanifah Septianti, Sp. KGA  Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak
drg. Hanifah Septianti, Sp. KGA Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak 

 Baca juga: Penanganan Gigi Impaksi di Santosa Hospital Bandung Central

“Jika dibiarkan terus berlanjut, permukaan gigi dapat menjadi rusak hingga berlubang,” ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Jumat (13/9/2024).  Gejala karies dapat diawali sebagai bercak putih pada permukaan gigi yang biasanya diabaikan.

Bercak putih tersebut kemudian dapat berkembang menjadi kekuningan atau kecokelatan seiring berjalannya waktu.  “Jika tidak ditangani dengan segera, gigi kemudian akan mulai tampak kehitaman dan bahkan menjadi tidak utuh atau berlubang, yang kemudian bisa menimbulkan rasa nyeri hingga gusi bengkak,” terangnya. 

drg. Hanifah mengimbau, karies merupakan hal yang harus ditangani dengan cepat karena jika diabaikan, dapat menimbulkan bahaya di antaranya rasa sakit yang mengganggu aktivitas anak sehari-hari. 

Bahkan menyebabkan pergeseran posisi gigi yang sehat akibat gigi lainnya berlubang atau tanggal sebelum waktunya, menurunnya rasa percaya diri anak dengan penampilan gigi yang karies, serta pembengkakan gusi akibat infeksi bakteri yang dapat menyebar ke area di sekitar gigi berlubang.

Kendati demikian, Anda tidak perlu khawatir. Penanganan karies pada gigi anak tergantung pada tingkat keparahan karies serta usia anak.

“Bercak putih yang menunjukkan karies tahap awal masih bisa dirawat dengan aplikasi fluoride topikal secara rutin di dokter gigi serta instruksi kebersihan gigi dan mulut untuk diterapkan di rumah,” ujarnya. 

Pada tahap lanjut di mana gigi sudah berlubang, segera kunjungi dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak untuk mendapatkan perawatan seperti penambalan gigi, perawatan saraf gigi, atau pencabutan gigi yang disesuaikan dengan kondisi karies dan usia tumbuh gigi pengganti.

Baca juga: Santosa Hospital Bandung Kopo terima penghargaan PLKK Award 2021 dari BPJAMSOSTEK

Dia menyebutkan, berdasarkan data  Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok usia, anak 5-9 tahun memiliki proporsi terbesar (67,3 persen) masalah kesehatan gigi dan mulut, salah satunya karies gigi.

Lebih lanjut, cara pencegahannya, anak-anak tentunya masih membutuhkan bimbingan dari orang tua dalam upaya pencegahan karies. “Pertama, ajak anak untuk menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah makan dan malam sebelum tidur untuk membersihkan sisa makanan dan memberikan paparan fluoride dari pasta gigi,” katanya. 

Fluoride merupakan komponen penting dalam mengembalikan struktur gigi yang sudah larut oleh asam yang dihasilkan bakteri. “Kedua, terapkan kebiasaan pola makan teratur sesuai jadwal dan kurangi konsumsi makanan/minuman manis di antara waktu makan,” imbuhnya. 

Makanan tinggi serat seperti sayur dan buah dapat meningkatkan produksi air liur sekaligus membersihkan gigi secara alami.  “Selain itu, pastikan anak minum banyak air putih setiap hari,” tambahnya. 

Ketiga, bawa anak ke dokter gigi untuk diperiksa kesehatan gigi dan mulutnya secara rutin. American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan kunjungan pertama anak ke dokter gigi dimulai pada saat berusia 6 bulan atau selambat-lambatnya setelah gigi pertama tumbuh. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved