Wujudkan Senyum Ceria Bebas Karies pada Anak

Indonesia memiliki program bebas karies di tahun 2030 mendatang. Upaya tersebut didorong untuk mewujudkan senyum ceria anak-anak bebas dari karies

|
Penulis: Nappisah | Editor: Siti Fatimah
Istimewa
Wujudkan Senyum Ceria Bebas Karies pada Anak 

“Dengan rutin periksa gigi, karies pada gigi anak dapat terdeteksi sedini mungkin dan dapat segera ditangani,” ujarnya. Bagi para orang tua, hal yang harus diperhatikan pada masa tumbuh kembang gigi pada anak, harus memiliki pengetahuan dan kesadaran yang baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sebagai bentuk tanggung jawab dan perhatian orang tua. 

“Karena anak masih bergantung kepada orang tuanya dalam merawat kesehatan giginya. Orang tua perlu menyesuaikan teknik serta alat bantu dalam membersihkan rongga mulut, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi anaknya,” jelasnya.  

Gusi dan lidah sudah harus dibersihkan menggunakan kain kassa yang dibasahi air hangat sejak anak lahir meskipun belum tumbuh gigi. “Orang tua perlu mengetahui usia perkiraan tumbuh gigi serta tanda dan gejala yang sering kali menyertai,” kata dia. 

Gigi seri bawah merupakan gigi yang umumnya pertama tumbuh di usia 6 bulan. Anak yang sedang tumbuh gigi akan banyak mengeluarkan air liur dan sering menggigit-gigit benda di sekitarnya. 

“Jika dilihat secara detail gusi akan terlihat merah, bengkak, dan tampak benih gigi yang akan muncul,” tuturnya. Setelah gigi pertama tumbuh, anak sudah harus mulai diperkenalkan dengan sikat gigi dan pasta gigi berfluoride dengan dosis sebesar sebutir beras.

Selain itu, sikat gigi secara rutin 2 kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur. Biasakan untuk tidak memberikan makanan atau minuman selain air putih setelah anak sikat gigi malam dan hindari memberi susu menggunakan botol / dot hingga anak tertidur karena akan meningkatkan risiko karies. 

Setelah anak berusia 3 tahun dan bisa berkumur, tambah dosis pasta gigi berfluoride menjadi sebesar kacang polong. Selain menjaga kebersihan gigi dan mulut anak, orang tua juga harus memberikan makanan bergizi seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan gigi.

Baca juga: Atasi Masalah Batu Saluran Kemih Tanpa Sayatan, Santosa Hospital Bandung Kopo Hadirkan Metode RIRS

“Makanan tinggi serat dan air sangat dianjurkan karena dapat memberikan efek membersihkan gigi. Ajarkan anak untuk selalu mengunyah makanan menggunakan gigi geraham kanan dan kiri secara bergantian agar perkembangan rahang juga seimbang,” ujarnya. 

drg. Hanifah mengimbau batasi pemberian makanan tinggi gula dan lengket yang mudah menempel di permukaan gigi untuk mencegah karies.

“Satu lagi hal yang harus orang tua perhatikan adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang mungkin mengganggu pertumbuhan serta perkembangan gigi dan rahang seperti menghisap ibu jari, bernafas melalui mulut, mendorong lidah, menggigit bibir bawah, dan lain-lain,” jelasnya. 

Kebiasaan buruk tersebut dapat menyebabkan kelainan pada susunan gigi anak seperti gigi berjejal, gigi tonggos, gigitan terbuka, dan gigitan silang. Periksakan anak ke dokter gigi secara rutin 6 bulan sekali untuk membantu agar gigi tetap dapat tumbuh teratur dan mencegah masalah gigi pada anak sedini mungkin.

Sebagi informasi, Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak dapat melayani konsultasi dan perawatan gigi di Santosa Hospital Bandung Kopo setiap hari Senin dan Rabu pukul 14.00-17.00 WIB.

san3170902
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved