UMKM di Jawa Barat
Rempeyek Kadeudeuh, UMKM Subang, Rasanya Gurih Nikmat dan Beraroma Daun Jeruk, Omzetnya Puluhan Juta
Satu di antara UMKM yang produknya sudah dipasarkan ke beberapa kota dan juga dijual di sentral oleh-oleh dan toko modern adalah Rempeyek Kadeudeuh.
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Januar Pribadi Hamel
"Bahkan di acara Wisata Kuliner atau Wiskul di Purwakarta setiap malam Minggu juga kita hadir jualan di sana tepatnya didepan gedung Diorama Purwakarta," imbuhnya
Awal Rempeyek Kadeudeuh
Wawan menjelaskan bahwa usahanya ini sudah dijalaninya sejak 2011 lalu, hingga saat ini masih berjalan
"Modal awal hanya lillahi ta'alla niat karena Allah, karena kita juga tidak tahu modalnya berapa awalnya," ucapnya
Namun seiring berjalan waktu, usaha Rempeyek Kadeudeuh ini tak disangka terus berkembang pesat sampai saat ini.
"Rempeyek ini diberi Nama 'Kadeudeuh, karena saat memulai usaha rempeyek saya dan istri dikaruniai anak, dan anak bungsu inilah kadeudeuh dari Allah yang membawa barokah terhadap usaha ini sampai sekarang," ungkapnya
Berkat Usaha Rempeyek Bisa Bangun Rumah
Berkat usaha Rempeyek Kadeudeuh, Wawan dan Istrinya bisa membangun rumah yang cukup megah dan modern hingga ziarah ke tanah Suci Mekah.
"Tak dimungkiri banyak orang menyepelekan usaha saya ini karena usaha kecil dan mungkin kurang diminati oleh masyarakat pada umumnya. Namun bagi saya usaha Rempeyek ini telah membawa keberkahan dan kebahagian bersama keluarga," katanya
Omzet Rempeyek Kadeudeuh
Sebelum Covid, usaha Rempeyek Kadeudeuh ini cukup menjanjikan omzetnya mencapai belasan juta perbulan.
"Sebelum Covid usaha Rempeyek Kadeudeuh omzet perbulannya bisa mencapai sekitar 15 -30 jutaan lebih, karena perminggu bisa mencapai 3 kwintal tepung diproduksi jadi rempeyek, dengan omzet perharinya mencapai Rp. 2 jutaan," tuturnya
Namun diakui Wawan, saat ini memang usaha yang digelutinya tak seramai saat sebelum Covid, namun tetap dijalaninya dengan sabar.
"Saat ini usahanya memang lagi agak sedikit penurunan, banyak permintaan tapi inginnya titip barang tak mau bayar langsung," ucapnya
"Saat ini usahanya hanya melayani pesanan yang bayar cash, dan menjual langsung baik ke pasar maupun di kegiatan event tertentu, seperti bazar murah yang diselenggarakan pemerintah," imbuhnya
Sementara itu terkait pasar online yang saat ini banyak dilakukan oleh para pelaku UMKM, Wawan menegaskan bahwa dirinya tidak main di pemasaran via online atau media sosial
"Barang yang saya produksi ini ini sangat rentan hancur, jadi tak bisa dipasarkan secara online karena terkendala dalam kemasan saat dikirim ke pemesan lewat jasa pengiriman barang kemungkinan akan rusak dan hancur sehingga membuat kecewa pembeli," terangnya
Menelusuri Keberadaan Kopi Puntang: Aroma dan Rasa yang Memesona |
![]() |
---|
Bermula dari Hobi Bikin Kue, Fitri Sylvia Bangun Usaha DeLaekker, Pakai Bahan Premium |
![]() |
---|
Nera Pegawai Basreng Sultan Bandung Pernah Hasilkan Omzet Rp 150 Juta dari Live TikTok Empat Jam |
![]() |
---|
7 Tahun Merintis, Kini Seblak Susan di Sumedang Capai Omzet Rp 5 Juta Per Hari, Dulu cuma Sedikit |
![]() |
---|
Mengintip Produksi Borondong, Makanan Tradisional Legit nan Manis Khas Desa Wisata Laksana Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.