MUI Soroti Paradigma Menyimpang LDII, Ini 12 Ajaran yang Dinilai Tak Sesuai Syariat Islam

MUI telah melakukan pembinaan dengan tujuan menjaga akidah umat islam dengan mengkaji untuk menjawab pemahaman menyimpang LDII.

Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun jabar/ Nappisah
Ahmad Zubaidi, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, saat ditemui di Universitas Al Ghifari, Minggu (11/8/2024). 

• Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan mati jahiliyah (kafir).

• Al-Quran dan Hadis yang boleh diterima adalah yang manqul (yang keluar dari mulut Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti.

• Haram mengaji al-Quran dan Hadis kecuali kepada Imam/Amir mereka.

• Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh Amir/Imam.

• Harus rajin membayar infaq, shadaqah dan zakat kepada Amir/Imam mereka. Selain kepada mereka adalah haram.

• Harta, zakat, infaq, dan shadaqah yang sudah diberikan kepada Amir/Imam haram ditanyakan catatannya atau penggunaannya.

• Haram membagikan daging Qurban/Zakat Fitrah kepada orang Islam di luar kelompoknya.

• Haram shalat di belakang Imam yang bukan dari kelompok mereka, kalaupun terpaksa, tidak perlu wudhu dan harus diulang.

• Haram menikahi orang di luar kelompoknya.

• Perempuan LDII kalau mau bertamu di rumah orang selain kelompoknya harus memilih waktu haid (dalam keadaan kotor).

• Kalau ada orang di luar kelompok mereka bertamu ke rumah mereka maka bekas tempat duduknya harus dicuci karena dianggap najis.

"Ini makanya kami di MUI terus membina mengajak mereka, supaya menjadi kelompok Islam yang lebih inklusif. Sehingga bisa menghargai semua kelompok yang ada di Indonesia, bisa hidup bersama-sama sebagaimana yang lainnya," ungkapnya.

Dia mengimbau, bila masyarakat menemui aliran-aliran atau pemahaman agama yang sudah tidak sesuai berasal dari ormas-ormas yang sudah resmi diakui MUI.

"Maka mesti hati-hati, agar jangan sampai terjebak pada pemahaman yang keliru dan menyimpang. Jadi harus lebih kritis lagi dalam menerima pemahaman yang jarang disampaikan oleh para ulama, mulai curiga pasti ada apa-apa," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved