Derita Ida Janda 2 Anak di Pangandaran, Tidur Bersama 2 Anak di Dapur, Rumah Bobrok Tak Ada Atap
Ida ditinggal cerai suami setahun lalu dan kini harus hidup bersama dua anaknya yang masih kecil di rumah tanpa atap.
Penulis: Padna | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Ida Nuraida (45), janda dua anak di Pangandaran, terpaksa tinggal di rumah bobrok yang jauh dari kata layak.
Ida merupakan warga RT 1/1 Dusun Sopla, Desa Karangmulya, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Ida ditinggal cerai suami setahun lalu dan kini harus hidup bersama dua anaknya yang masih kecil di rumah tanpa atap.
Pantauan Tribunjabar.id, kondisi rumah tanpa atap ini terlihat semerawut. Juga banyak puing-puing bangunan berserakan di sekitar bangunan rumah tersebut.
Baca juga: Rumah Ida di Pangandaran Didatangi TNI, Dandim: Masih Banyak Masyarakat Minim Infrastruktur Dasar
Kondisi dinding temboknya banyak yang jebol atau roboh akibat sebelumnya diguncang gempa 3 kali. Selain itu, Ida tidak memiliki tempat mandi cuci dan kakus (MCK).
Jika ingin mandi, mencuci, dan buang air besar, Ida dan kedua anaknya harus berjalan kaki dengan menempuh jarak sekitar 50 meter dari lokasi rumahnya.
Sementara ini, Ida bersama kedua anak kecilnya tidur di ruangan dapur berukuran sekitar 3 x 3 meter yang dipenuhi perabotan rumah tangga dan pakaian anaknya.
Dapur kecil berukuran 3 x 3 meter beratapkan seng yang sudah rusak ini jika kondisi hujan deras banyak air yang masuk ke ruangan tempat tidurnya. Apalagi, jika ada hujan yang disertai angin kencang.
"Kalau hujan deras itu, air banyak masuk ke ruangan tempat tidur. Kadang, anak-anak sering bangun malam karena kecipratan air hujan dan takut dinding tembok roboh," ujar Ida kepada Tribun Jabar di rumah tidak layak huninya, Senin (10/6/2024) pagi.
Ida menyampaikan, rumah kecilnya dibangun sejak masih suaminya masih bersama. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran, rumahnya dibangun dengan tidak menggunakan pondasi.
Tidak lama dibangun kemudian atapnya ambruk, disusul gempa bumi 3 kali yang akhirnya dinding temboknya banyak yang ambrol.
Baca juga: Boro-boro Ngebangun Sendiri, Kades Karangmulya Pangandaran Ungkap Usahanya Bantu Janda Ida
"Pertama yang ambruk itu dibagian dapur, terus dinding ruangan tengah rumah. Dulu jendela kaca banyak yang pecah, tapi sisanya sekarang sudah dipindahkan," katanya.
Memang, dahulu rumahnya pernah diajukan oleh Desa untuk pembangunan rumah tidak layak huni atau Rutilahu."Tapi, sampai sekarang enggak ada kang," kata Ida.
Ekonomi Serba Kekurangan
Pihak Desa Karangmulya, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tidak lepas tangan dengan kondisi Ida Nuraida (45).
"Kita dari pihak desa sudah mengusulkan ke Dinsos, ke mana-mana. Dikasih bantuan rutilahu, tapi tidak punya biaya untuk operasionalnya," ujar Kepala Desa Karangmulya, Wahyuman, saat dihubungi Tribun Jabar, Senin (10/6/2024).
Namun, kata Wahyuman, kondisi rumah yang ditempati Ida dan kedua anaknya sudah rata karena ambruk.
"Jadi, boro-boro ngebangun sendiri. Intinya Ibu Ida ini tanggung jawab pemerintah. Kadang untuk kebutuhan pokok makan sehari-hari saja, dia harus dibantu tetangganya," katanya.
Wahyuman mengatakan, usaha dari pemerintah desa memang belum terealisasi.
Sebenarnya, kondisi bangunan rumah Ida hancur itu baru sekarang ini karena memang tidak ada fondasi kuat seperti memakai besi.
"Dan itu dibangun sebelum saya menjadi kepala desa di Karangmulya. Sekarang, malah makin hancur. Belum ditambah guncangan gempa bumi yang terjadi sebelumnya," ujarnya.
Wahyuman pun bersama kepala dusun dan warga sekitar sudah inisiatif membongkar bangunan rumah yang berpotensi ambruk.
"Sebagian dinding rumahnya kita bongkar yang tujuannya supaya tidak terlalu membahayakan. Daripada nanti ambruk menimpa penghuninya, kan lebih parah," kata Ia.
Baca juga: Cerita Pilu dari Pangandaran, Ida Tak Mau Menyerah, Terus Berjuang Agar Kedua Anaknya Sekolah
Sedangkan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di rumahnya memang sejak dahulu juga sudah tidak ada.
"Kita dari desa mah sudah berupaya menawarkan tapi tidak ada untuk swadayanya," ucapnya.
Selain upaya membangunan rumahnya, dia pun mengeklaim sudah berupaya untuk membantu dari sisi ekonomi keluarganya.
"Kalau bantuan untuk ekonominya, kita sudah bantu, karena kita utamakan agar kepala dusun bisa membantu," kata Wahyuman. (*)
TPA Purbahayu Pangandaran Disanksi gara-gara Open Dumping, DLHK Siap Ubah Sistem Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Jadi Rumah Sakit KJSU-KIA, RSUD Pandega Pangandaran Bakal Miliki Gedung Rawat Inap Cath Lab |
![]() |
---|
Update Larangan Study Tour Lintas Daerah di Pangandaran, Disdikpora dan Sekolah Patuh Aturan |
![]() |
---|
Tak Hanya Pariwisata, Infrastruktur di Pangandaran Jadi Perhatian Teh Aanya: Siap "Bawa" ke Senayan |
![]() |
---|
Cuaca Ekstrem sejak Juli 2025 Tak Halangi Nelayan Pangandaran Melaut, Omzet TPI Tembus Rp10,4 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.