BMKG Sebut Cuaca Ekstrem Mengintai Pangandaran: Puncak Hujan Berlangsung hingga Januari

Dalam sepekan ke depan Pangandaran masih akan didominasi cuaca berawan dengan potensi hujan ringan hingga lebat.

Padna/Tribun Jabar
JALAN NASIONAL - Kondisi banjir di Jalan Raya Nasional Kalipucang Pangandaran depan terminal Kalipucang pada Rabu 12 November 2025 sekitar pukul 10.30 WIB 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kabupaten Pangandaran menetapkan status kewaspadaan tinggi terhadap potensi cuaca ekstrem dan banjir besar yang diprediksi berlangsung hingga 30 April 2026. 

Peringatan ini diperkuat dengan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mencatat peningkatan aktivitas hujan lebat serta dinamika atmosfer di wilayah pesisir selatan Jawa Barat.

Kepala BMKG Teguh Rahayu menjelaskan, dalam sepekan ke depan Pangandaran masih akan didominasi cuaca berawan dengan potensi hujan ringan hingga lebat, terutama pada siang hingga sore hari. 

Pola cuaca ini dinilai konsisten dengan fase puncak musim hujan yang memang terjadi secara bertahap di wilayah selatan Jawa Barat.

“Untuk prakiraan curah hujan bulanan pada November, Desember, hingga Januari, Pangandaran berada pada kategori menengah hingga tinggi, yakni 300–400 mm per bulan,” ujar Teguh saat dihubungi, Sabtu (15/11/2025).

Curah hujan sebesar ini berpotensi menambah debit air sungai dan meningkatkan risiko banjir maupun longsor di sejumlah titik rawan.

BMKG mencatat, puncak musim hujan di selatan Jawa Barat berlangsung bervariasi mulai akhir Oktober, November, Desember, hingga Januari. 

Dengan rentang puncak yang cukup panjang, masyarakat diminta untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak serta potensi kejadian ekstrem yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Teguh mengatakan, kewaspadaan tersebut perlu diikuti langkah mitigasi sederhana namun penting, terutama oleh masyarakat yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS). 

“Kami mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk mewaspadai potensi genangan, banjir, tanah longsor, serta angin kencang. Bersihkan daerah aliran sungai dari sampah dan sedimentasi agar aliran air tetap lancar,” katanya.

BMKG juga mengingatkan warga untuk selalu memantau informasi terbaru terkait cuaca dan iklim melalui kanal resmi BMKG sebagai acuan utama dalam mengambil keputusan. 

Teguh menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan instansi terkait terhadap dampak hidrometeorologi. 

“Kepada masyarakat dan instansi terkait agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal, serta angin kencang yang dapat mengakibatkan banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan berbagai kerusakan lainnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, kewaspadaan tidak harus menimbulkan kepanikan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved