Kecelakaan Maut di Ciater Subang

Dedi Mulyadi Tinjau Bangkai Bus Maut di Subang: Usut Tuntas, Jangan Hanya Sopir yang Tanggung Jawab!

Dedi Mulyadi meminta aparat berwenang mengusut tuntas kasus kecelakaan maut yang menewaskan belasan orang di Ciater, Kabupaten Subang.

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Ahya Nurdin
Dedi Mulyadi saat meninjau bangkai bus maut di Terminal Subang, Sabtu (18/5/2024). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG – Mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta aparat berwenang mengusut tuntas kasus kecelakaan maut yang menewaskan belasan orang di Ciater, Kabupaten Subang.

Menurut Kang Dedi, sopir bus Putera Fajar yang kini telah menjadi tersangka lalai dalam bertugas.

Sebab, saat berhenti di rumah makan bus mengalami kerusakan tapi terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya terjadi kecelakaan.

Kini sopir bernama Sadira tersebut telah ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sopir tersebut pun tak bisa lagi memberikan nafkah bagi anak dan istrinya di rumah.

Baca juga: Bus Hantu Laut Ditahan di Subang karena Banyak Komponen Tak Berfungsi Saat Digelar Ramp Check

“Adilkah kalau hanya sopir yang harus bertanggung jawab pada peristiwa ini? Dalam pandangan saya harus terus dikejar pihak-pihak yang bertanggung jawab penyebab dari kecelakaan ini,” ujar Kang Dedi saat saat meninjau bangkai bus maut di Terminal Subang, Sabtu (18/5/2024).

Selian soal kelalaian, penyebab fatalnya kecelakaan adalah modifikasi mengubah spesifikasi bus yang berumur tua agar terlihat muda.

Padahal. bus tersebut digunakan untuk wisata melewati daerah yang terjal seperti Ciater.

“Tanpa menggiring opini, tanpa melebihi kewenangan penyidik, sudah selayaknya penyidikan diarahkan pada siapa yang melakukan perubahan spesifikasi mobil itu. Dialah yang harus bertanggung jawab,” ucapnya.

Dari peristiwa tersebut, Dedi berharap menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.

Baca juga: Kantor Travel Study Tour Berujung Maut di Ciater Subang Ada di Gang Sempit, Pemiliknya Menghilang

Mulai dari penataan dan pembangunan infrastruktur agar tidak ada bangunan di bibir jalan, misalnya warung lokasi bus terguling menjorok ke dalam sehingga meminimalkan korban di luar.

Kemudian keberadaan drainase besar di pinggir jalan tidak hanya sebagai jalan air tapi juga penahan dan pembatas kendaraan.

Begitu pun fungsi pohon di pinggir jalan tidak hanya sebagai penyerap polusi tapi juga penahan jika terjadi kecelakaan.

Dedi juga memberikan dukungan penuh kepada Korps Polisi Lalu Lintas untuk melakukan penindakan dan tilang bagi para pelanggar meskipun tindakan tegas kepolisian terkadang mendapat hujatan dari masyarakat.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved