''Secara Harian Bisa Ekstrem,'' BMKG Minta Waspadai Puncak Musim Hujan saat Pemilu 2024

Curah hujan tinggi akhir Januari-Maret ini sebetulnya normal jika mengukur rata-rata bulanan selama 30 tahun terakhir.

Tribunnews.com/ Adi Suhendi
Ilustrasi Hujan - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta berbagai pihak termasuk masyarakat Jawa Barat untuk menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada akhir Januari hingga Maret 2024. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta berbagai pihak termasuk masyarakat Jawa Barat untuk menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada akhir Januari hingga Maret 2024.

Hal itu dikatakannya setelah menemui Penjabat Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin, membahas antisipasi bencana di puncak musim hujan. Termasuk di antaranya pada masa pemungutan suara, 14 Februari 2024.

"Apalagi kita akan punya hajat besar, pemungutan suara. Tentunya kita berkoordinasi dengan Pak Gubernur, BPBD bagaimana upaya mitigasi agar curah hujan yang tinggi tidak mengganggu hajat nasional kita," katanya di Gedung Sate, Bandung, Selasa (30/1/2024).

Menurutnya koordinasi dengan Pj Gubernur serta BPBD terkait dengan upaya mitigasi agar curah hujan tinggi ini tidak menganggu hajat nasional Pemilu 2024.

Baca juga: VIRAL Fenomena Gumpalan Awan Berisi Petir di Sumedang, Ini Penjelasan BMKG

Perhatian harus diberikan di antaranya pada sistem distribusi sampai penyediaan TPS.

Dwikora menuturkan curah hujan tinggi akhir Januari-Maret ini sebetulnya normal jika mengukur rata-rata bulanan selama 30 tahun terakhir.

"Kurang lebih sama, tidak ada anomali. Bisa mencapai 400 milimeter dalam satu bulan. Tetapi secara harian bisa mengalami ekstrem. Curah hujan bisa mencapai 100 milimeter lebih perhari dan kadang bisa mencapai 150 milimeter," tuturnya.

Menurutnya, hujan ekstrem ini berpotensi menganggu lingkungan, merusak dan mengakibatkan longsor dan banjir bandang.
Perlu kewaspadaan, inspeksi sungai apakah ada sumbatan agar tidak menyebabkan banjir bandang.

Kepala Stasiun BMKG Bandung Teguh Rahayu menambahkan dalam pertemuan pihaknya juga menyampaikan daerah-daerah di Jawa Barat yang rawan bencana.

"Yang harus diwaspadai adalah Jawa Barat bagian timur dan selatan. Majalengka, Sukabumi. Iya itu daerah lumbung pangan," katanya.

Baca juga: Heboh, Fenomena Awan Tebal Disertai Kilat Muncul di Cicalengka Bandung, BMKG Beri Penjelasan

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved