Gempa di Sumedang

Tim Seismologi ITB Pasang 22 Seismograf di Sekitar Lokasi Gempa Sumedang, Ini Tujuannya

Pemasangan itu untuk lebih memahami dan meneliti fenomena gempa bumi yang terjadi di Sumedang

Tribun Jabar/Kiki Andriana
Suasana di kawasan Alun-alun Sumedang usai kembali diguncang gempa susulan, Senin (1/1/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tim Seismologi Institut Teknologi Bandung memasang 22 seismograf di sekitaran lokasi terjadinya gempa Sumedang pada Selasa (2/1/2024) dan Rabu (3/1/2024).

Pemasangan itu untuk lebih memahami dan meneliti fenomena gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sumedang.

Tim ini berasal dari kelompok keahlian Geofisika global Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB dan pusat unggulan Ipteks sains dan teknologi kegempaan ITB.

Baca juga: Menteri Basuki Pastikan Terowongan Kembar Cisumdawu & Jembatan Tol Aman Pasca-Gempa Guncang Sumedang

Tim ini diketuai Prof Ir Andri Dian Nugraha, dan anggota Zulfakriza, dua mahasiswa S3, dan dua mahasiswa S1 prodi teknik Geofisika ITB.

"Kami membawa 22 unit seismograf dengan tujuan untuk merekam gempa susulan yang terjadi di Sumedang. Kami juga akan melakukan kajian ambient seismic noise tomography untuk mencitrakan profil struktur seismik bawah permukaan yang menjadi sumber kejadian gempa Sumedang,” ujar Prof Andri dalam keterangan resminya, Kamis (4/1/2024).

Tim pun akan meneliti 22 sebaran titik pengamatan seismograf dengan lebih detail.

Sebaran titik pengamatan seismograf mencakup area kejadian gempa di Kabupaten Sumedang.

Perekaman gempa susulan pun akan dilakukan selama 30 hari. Selanjutnya, data rekaman gempa susulan akan dianalisis untuk memahami fenomena kejadian gempa Sumedang.

Terkait pemicu gempa, berdasarkan keterangan dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) pada 2017, terdapat kemenerusan garis Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Namun, sebaran 9 episentrum gempa berada di antara Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Hal ini mengindikasikan bahwa dibutuhkan kajian seismologi secara lebih lanjut, dengan merekam gempa susulan melalui jaringan pengamatan seismograf yang lebih rapat.

Baca juga: Daftar 10 Korban Gempa Bumi di Sumedang, Satu Orang Luka Berat hingga Dirujuk ke RS Santosa Bandung

"Kami melakukan juga kegiatan sosialisasi dan edukasi dengan perangkat desa yang menjadi lokasi penempatan peralatan seismograf. Hal yang serupa juga pernah dilakukan Tim Seismologi ITB pada saat gempa Lombok 2018, gempa Ambon 2019, dan gempa Cianjur pada 21 November 2022," katanya.(*)

#TribunBreakingNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved