Gempa di Sumedang

Gempa Kembali Guncang Sumedang, Tadi Malam, Diduga Dipicu Sesar Aktif yang Melintasi Kota

Gempa bumi kembali mengguncang Kabupaten Sumedang, Rabu (10/1). Guncangan terasa pukul 20.17 WIB.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Suasana di tenda darurat korban terdampak gempa di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Rabu (3/1/2024). 

TRIBUNJABAR.ID - Gempa bumi kembali mengguncang Kabupaten Sumedang, Rabu (10/1). Guncangan terasa pukul 20.17 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, kekuatan gempa 2,9 magnitudo. Pusat gempa berada di kedalaman 10 meter, sekitar 20 kilometer dari Jatinangor.

Dalam dua pekan terakhir, lebih dari 20 kali gempa mengguncang Sumedang. Guncangan terkuat, 4,8 magnitudo, terjadi, Minggu (31/12/2023).

Ratusan rumah dilaporkan rusak dan sejumlah warga terluka.

Baca juga: BREAKING NEWS Malam Ini Gempa Kembali Guncang Sumedang, Episentrumnya 20 KM dari Jatinangor

BMKG menyebut, gempa di Sumedang belakangan ini diduga dipicu sesar aktif yang melintasi kawasan perkotaan Sumedang dari utara ke selatan. Keberadaan sesar ini baru diketahui.

Ia mengatakan analisis ini mereka lakukan dengan memperhatikan lokasi episenter gempa, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya.

Gempa akhir tahun lalu di Sumedang yang berlanjut dengan gempa susulan hingga beberapa hari kemudian adalah gempabumi kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif, dengan mekanisme sumber merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik, berarah cenderung Utara-Selatan.

"Itu semua dapat terukur sehingga akhirnya bisa teridentifikasi patahan atau sesar apa yang menyebabkan gempa."

"Dengan identifikasi adanya Sesar Sumedang ini diharapkan, dan kami sudah berkoordinasi dengan Bupati Sumedang, sangat positif, untuk segera menyempurnakan tata ruang wilayah di Kabupaten Sumedang dan menyempurnakan aturan standar bangunan tahan gempa," katanya.

Pemkab Sumedang, ujar Dwikorita, perlu melakukan evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan Peta Zona Bahaya Gempabumi serta pelamparan sesar aktif, Sesar Sumedang.

Kemudian meminta evaluasi dan penerapan building code atau aturan standar bangunan tahan gempa berdasarkan peta mikrozonasi berbasis peak ground acceleration (PGA).

Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman, mengaku tak mau gegabah mengubah RTRW di Sumedang menyusul temuan BMKG tentang penyebab gempa di Sumedang.

Gempa bumi kembali mengguncang Kabupaten Sumedang, Rabu (10/1/2024), sekitar pukul 20.17 WIB. 
Gempa bumi kembali mengguncang Kabupaten Sumedang, Rabu (10/1/2024), sekitar pukul 20.17 WIB.  (bmkg)

Herman mengatakan BMKG perlu waktu 1,5 bulan untuk mengkaji apakah betul gempa di Sumedang akibat sesar baru seperti yang mereka duga atau bagian dari sesar yang telah ada sebelumnya.

"Hasilnya akan komprehensif, dan itu jadi input bagi redesign kami, baik pada rencana pembangunan jangka menengah daerah atau RPJMD maupun pada rencana pembangunan jangka panjang daerah atau RPJPD," kata Herman saat saat ditemui di rumah dinasnya, Selasa (9/1) sore.

Ia mengatakan, dari RPJMD dan RPJPD, akan di-groundbreaking, menjadi peraturan turunan seperti Peraturan Bupati (Perbup).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved