Misi Turunkan Angka Stunting, Bupati Bandung Siap Arahkan Para ASN Menjadi Bapak Angkat
Saat disinggung mekanisme ASN menjadi bapa angkat, Dadang mengatakan itu tergantung dari jumlah penderita stunting serta lokus domisili.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bandung akan diminta menjadi ayah angkat untuk menekan kasus stunting hingga mencapai zero stunting.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengatakan pada 2021 itu angka stunting Kabupaten Bandung mencapai 31 persen. Sementara data terakhir pada 2022, 25 persen.
"Angkanya menurun, tentu ini tren positif, artinya sudah ada 6 persen penurunannya, sementara target kami di 2024 di angka 16 persen, " ujar Dadang, di Jatinangor, Senin (20/11/2023).
Dadang menjelaskan jika pola ini diubah, ia optimistis bisa terjadi penurunan minimal di sekitar 10 persen.
"Kalau misalnya pola ini lebih fokus lagi, saya yakin bisa zero stunting, " kata Dadang.
Saat disinggung mekanisme ASN menjadi bapa angkat, Dadang mengatakan itu tergantung dari jumlah penderita stunting serta lokus domisili.
Nantinya data itu akan disandingkan dengan jumlah ASN apakah cukup dengan jumlah ASN yang ada.
"Kalau misalnya APBD kita sudah ketok palu, ternyata tidak ada anggaran, saya meminta kesadaran kepada para ASN untuk menjadi bapak angkat, memberikan makanan bergizi, terus misal memberikan uang Rp50 ribu per bulan, tapi titik sasarannya jelas, " ujar dia.
Dadang mengungkapkan setelah berapa bulan diberikan bantuan dari bapak angkatnya, maka nanti akan terlihat peningkatan atau pengurangan angka stunting.
"Saya optimistis kalau ini bisa dilakukan secara kolaborasi, bisa beres, " tuturnya.
Dadang pun memberi tugas ke para kepala UPTD agar harus tahu titik lokus berapa angka stunting di masing-masing kecamatan.
Sehingga hal itu akan mempermudah pihaknya saat melakukan maping.
"Nanti ada pembagian penanganan, berapa yang ditangani oleh tingkat desa, pemerintah daerah Kabupaten Bandung ada berapa, sehingga bisa ditentukan, " katanya.
Adapun langkah yang harus dilakukan saat ini, menurut Dadang adalah penyuluhan, pendidikan, dan edukasi soal pentingnya masalah gizi, lalu bagaimana pemberian makanan yang bergizi.
Menurut Dadang, penanganan stuntung ini harus dilakukan secara kolaborasi dan tidak bisa dilakukan secara ego sektoral oleh salah satu dinas.
"Harus bisa dilakukan secara bersama-sama, sehingga programnya bisa dipadukan. Kalau ini kompak, saya yakin 2024 pun, bisa zero stunting, " kata Dadang. (*)
Gulirkan Gerakan Rereongan Poe Ibu, Bupati Bandung Barat Sebut Dimulai dari Kalangan Internal ASN |
![]() |
---|
Nominal yang Akan Terkumpul Jika ASN Ikuti Program Dedi Mulyadi Seribu Sehari Bisa Capai Miliaran |
![]() |
---|
Jadwal Pencairan Tunjangan Profesi Guru 2025 Guru ASN, PPPK dan Guru Non-ASN, Berikut Besarannya |
![]() |
---|
Kemenkum Jabar Dampingi Cianjur Godok Aturan TPP, Kesejahteraan ASN Jadi Prioritas Utama |
![]() |
---|
Kemenkum Jabar Godok Aturan Tunjangan ASN dan Bansos Kemiskinan Ekstrem Cianjur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.