Serunya Pelatihan Barista di Balik Cadas Pangeran Sumedang, Gadis yang Tak Suka Kopi Pun Nekat Ikut

Selama beberapa pekan, Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bandung mengadakan kursus Barista untuk para pemuda di sana.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/ Kiki Andriana
Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bandung mengadakan kursus Barista untuk belasan pemuda di Desa Cinanggerang, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Senin (13/11/2023). 

Kursus barista ini diinstrukturi oleh tim dari Koperasi Kopi Manggung, sebuah komunitas dari Kecamatan Cimanggung, Sumedang

Fajar Islam, Patriot Desa Jawa Barat yang bertugas di Cinaggerang, mengatakan potensi desa dari sisi sumber daya alam sangat besar.

Namun, sumber daya manusianya belum banyak terlatih. 

"Pemerintah desa selalu mendukung semua pelatihan yang dilakukan di sini, tinggal warganya, pemuda-pemudinya yang harus semangat," katanya.

Para peserta rata-rata merupakan pemuda-pemudi yang baru lulus SMA.

Ada yang lulus tahun 2023 ini, paling tua adalah lulusan tahun 2018. Mereka dominan tidak punya kegiatan yang produktif.

Harapannya, melalui kursus ini, mereka termotivasi untuk bisa mengelola kopi hingga menyeduhnya dengan baik, dan siapa tahu bisa menjadi barista yang profesional di kemudian hari. 

Wulan (18), salah seorang peserta, mengaku baru lulus SMA dan pernah bekerja selama enam bulan sebagai admin marketing di sebuah perusahaan di Sumedang.

Namun dia mengundurkan diri. Ia punya alasan tersendiri.

"Ingin bebas, buka bisnis sendiri. Kebetulan ada informasi pelatihan ini, ya saya ikut," katanya. 

Dia tidak suka kopi. Namun, karena sudah memutuskan untuk ikut, pada hari pertama pelatihan, dia mau tidak mau harus merasakan kopi. Dia meminumnya.

Menurutnya, kopi robusta yang disangrai medium itu sangatlah pahit. 

"Aku enggak suka minum kopi. Kopi membuat aku pusing tujuh keliling," katanya. 

Selain mencicipi dan mengenal sepintas peralatan kopi di hari pertama pelatihan, dia juga belajar tentang sejarah kopi, mulai dari asal kopi dari Arab hingga kopi bisa sampai ke Nusantara. 

"Pas diceritain sejarah, agak sedikit boring dan ngantuk, tapi bisa dipahami," katanya.

Dimas (18), peserta lainnya, mengatakan bahwa kesan di hari pertama pelatihan tersebut sangat menyenangkan.

"Saya sangat menyukainya, karena bisa mengisi aktivitas saya dan juga di hari pertama pelatihan memberi saya pengetahuan tentang kopi, mulai cara menghaluskan kopi sampai menyeduhnya," kata Dimas. (kiki andriana)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved