Kasus Subang Terungkap

“Obrolan Berdua Aja” Tetangga Tuti Suhartini Ungkap Upaya Kapolres AKBP Sumarni Tangani Kasus Subang

Tetangga korban Tuti Suhartini bernama Cucu mengungkap upaya perjuangan Kapolres Subang AKBP Sumarni menangani kasus Subang datangi rumah warga

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Tribun Jabar / Dwiki Maulana
Kapolres Subang AKBP Sumarni saat meninjau lokasi penemuan mayat dua wanita di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat. 

TRIBUNJABAR.ID - Sudah 2 tahun kasus Subang belum terungkap, membuat tetangga Tuti Suhartini resah.

Seorang tetangga korban Tuti Suhartini bernama Cucu ini misalnya.

Cucu mengungkap upaya perjuangan Kapolres Subang AKBP Sumarni sebelumnya menangani kasus Subang tersebut.

Baru-baru ini, Cucu mengungkap tak menyangka kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang menjadi berita nasional.

Hal ini diungkapkan Cucu, tetangga korban Tuti Suhartini itu dalam tayangan Heri Susanto, dikutip Tribunjabar.id, Senin (13/11/2023).

Baca juga: Ternyata Mimin Punya Acara yang Sama dengan Tuti Suhartini Sehari Sebelum Pembunuhan Kasus Subang

Selama dua tahun pengungkapan kasus Subang, Cucu tak memungkiri ada banyak kegelisahan warga setempat.

Kegelisahan tersebut karena dirinya merasa mengasihani nasib kedua korban, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Cucu mengaku selama ini dirinya hanya bisa melihat berita perkembangan kasus Subang lewat konten Youtube dan media massa.

Kemudian, Cucu mengenang di awal kasus Subang, dirinya sempat didatangi Kepolres Subang yang saat itu dijabat AKBP Sumarni.

Sebagai informasi, sebelum ditangani Polda Jabar saat ini, kasus Subang sebelumnya sempat ditangani Polsek Jalan Cagak hingga Polres Subang.

Cucu menceritakan perjuangan Kepolres Subang AKBP Sumarni saat itu sempat mendatangi rumah-rumah tetangga korban Tuti Suhartini, termasuk dirinya.

Ia mengatakan dirinya memang tetangga korban, rumahnya berjarak tak jauh dari rumah TKP di Jalan Cagak.

Suasana terkini lokasi meninggalnya ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (30/8/2021). Polisi mengerahkan anjing pelacak untuk mengungkap kasus tersebut.
Suasana lokasi meninggalnya ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (30/8/2021). Polisi mengerahkan anjing pelacak untuk mengungkap kasus tersebut. (Tribun Jabar/Dwiki MV)

Cucu menceritakan AKBP Sumarni memintai keterangan kesaksian apakah dirinya mendengar suara di malam pembunuhan Tuti dan Amalia.

Kemudian Cucu mengatakan meski tak terlalu jauh, rumahnya dengan Tuti cukup berjarak.

Hal itu lantaran rumah korban memiliki lahan tanah yang cukup luas.

“Itu rumah teteh di situ, jauh,” ujar Cucu.

Kemudian Cucu menceritakan momen dirinya didatangi Kapolres Subang, AKBP Sumarni tersebut.

“Dulu pernah ya dulu teteh dipaksa sama Bu Sumarni, ibu Kapolres nyamperin,” ujar Cucu.

Ia menduga Kapolres Subang AKBP Sumarni mendatangi rumah tetangga guna menyelidiki keterangan saksi.

Saat itu beruntung dirinya belum tidur karena Kapolres Subang tersebut mendatanginya sekira pukul 10 malam.

Cucu mengatakan perjuangan AKBP Sumarni sampai bertanya-tanya datang ke rumah tetanngga.

“Sampai ibu Sumarni bilang gini, teh, ini obrolan kita berdua aja,”

“Sok teteh mendengar suara enggak,” ujar Cucu menceritakan pertanyaan AKBP Sumarni.

Mendapati pertanyaan tersebut, Cucu mengaku dirinya jujur tak mendengar suara apa pun di malam pembunuhan Tuti dan Amalia.

Cucu pun menceritakan adanya rumor beredar Amalia sempat berlari meminta pertolongan ke rumahnya.

Namun, Cucu merasa hal tersebut mustahil karena dirinya tak mendengar suara apapun.

Menurutnya kalau pun Amalia berlari, ia mengira korban bisa dengan mudah tertangkap.

“Pas bilang katanya neng Amel lari-lari minta tolong, ah da pasti ketangkep,” ujar Cucu.

Baca juga: “Gak Bisa Nguasain” Mimin Mintarsih Ceritakan Keluar dari Yayasan Yosef, Digantikan Tuti Suhartini

Cucu mengaku mengenal gelagat Amalia dalam kesehariannya.

Ia menduga dalam situasi tragis tersebut Amalia tak berdaya.

“Tahu ya neng amel mah, kalau kejadian kayak gitu kan orang yang tukang lari juga tegang, apalagi neng amel kebayangnya begitu, matung, kalau lari pasti ketangkep juga,” papar Cucu.

Lebih lanjut, Cucu menceritakan dirinya cukup mengenal kedua korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Bertetangga dekat hingga rumahnya bersebelahan, Cucu tahu betul hubungan keluarga mendiang Tuti.

Terlebih semasa hidupnya, Tuti dan Amel sering belanja di warung milik Cucu yang letaknya di sebelah rumahnya.

Ia mengaku kedua korban adalah orang yang baik dan dermawan.

Cucu pun mengenang Tuti dan Amalia sering berbagi kepada tetangga.

"Sama tetangga itu baik, ramah, dermawan, lembut orangnya bu Tuti," ujar Cucu.

Lalu khusus untuk Amel, Cucu masih hafal betul adik dari Yoris tersebut.

Diakui Cucu, Amel adalah wanita cantik yang manja serta senang anak kecil dan kucing.

"Kalau Neng Amel itu orangnya manja, kemayu, baik, yang mencolok dari neng Amel itu manja," kata Cucu.

Simak video selengkapnya

Baca juga: Terkuak Peran Perwira Polisi di Kasus Subang hingga Disebut Buat Penyelidikan Gelap Dua Tahun

Sosok Eks Kapolres Subang AKBP Sumarni

AKBP Sumarni beberapa kali muncul memberikan keterangan tentang perkembangan kasus mayat dua wanita yang ditumpuk di bagasi mobil di Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang.

Ia menjabat sebagai Kapolres Subang sempat menangani kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang yang ditemukan di bagasi Toyota Alphard, Rabu (18/8/2021).

Saat itu kasus Subang ditangani oleh AKBP Sumarni  yang ternyata baru beberapa bulan menjabat.

Kapolres Subang, AKBP Sumarni, saat menggelar Silaturahmi Kamtibmas kepada masyarakat Desa Pamanukan Sebrang, Subang, Rabu(7/6/2023) sore.
Kapolres Subang, AKBP Sumarni, saat menggelar Silaturahmi Kamtibmas kepada masyarakat Desa Pamanukan Sebrang, Subang, Rabu(7/6/2023) sore. (Tribun Jabar/Ahya Nurdin)

AKBP Sumarni merupakan satu di antara Kapolres perempuan di Jawa Barat.

Sebelumnya, dia adalah Kapolres Sukabumi Kota.

Profil AKBP Sumarni

AKBP Sumarni berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Ia lahir pada 7 November 1977 atau saat ini berusia 43 tahun. 

AKBP Sumarni resmi menjabat sebagai Kapolres Subang pada 6 Agustus.

Dengan demikian, ia baru menjabat sebagai Kapolres Subang sekira dua pekan saat terjadi kasus Tuti dan Amalia.

Sebelum menjadi Kapolres Subang, ia dipercaya sebagai Kapolres Sukabumi Kota.

Ditilik dari riwayat kariernya, ia berpengalaman di bidang pengungkapan korupsi.

Di antaranya, ia pernah bertugas di Dit Tipikor Bareskrim Polri.

Di Dit Tipidkor Bareskrim Polri, ia menjabat sebagai Kanit Subsidt III hingga akhrinya ia dipercaya menjadi Kapolres Sukabumi Kota pada Mei 2020.

Sebelumnya, ia juga pernah penyidik di Komisi Pemberatasan Korupsi selama 4 tahun.

AKBP Sumarni merupakan perwira Polri non-Akpol yang berprestasi.

Selain bertugas di Dit Tipikor Bareskrim Polri dan KPK, ia juga pernah bertugas di Polda Kalimantan Barat. 

Tulis Buku Antikorupsi

Saat bertugas di Polda Kalimantan Barat pada 2015, Sumarni yang saat itu masih berpangkat Kompol pernah menulis buku tentang antikorupsi. 

Buku berjudul Salam Zero itu mengulas tentang Kapolda Kalbar yang saat itu dijabat Brigjen Arief Sulistyanto. 

Dikutip dari TribunPontianak, Sumarni mengaku inspirasi awal hingga ia menuliskan buku Salam Zero adalah ia ingin jika pola-pola kepemimpinan maupun sikap zero tolerance yang dilakukan oleh Brigjen Arief dapat menjadi inspirasi bagi anggota kepolisian lainnya.

“Tujuannya untuk menginspirasi generasi pimpinan polri, pola-pola yang dikerjekan bisa dicontoh baik oleh polisi di Kalbar maupun di Indonesia,” kata istri dari AKBP Guntur Rahayu ini.

Sumarni berpendapat jika semua polisi dapat bersikap dan bertindak zero tolerance seperti yang dicontohkan oleh Brigjen Arief, ia yakin kepolisian akan dicintai oleh masyarakat.

“Kalau semuanya bisa seperti beliau insyaallah polisi bisa dicintai masyarakat,” kata Sumarni.

Sumarni mengaku butuh waktu tiga bulan baginya untuk menulis buku Salam Zero.

Ia mendapat dukungan dari suami tercintanya dalam mendorong dirinya untuk menulis.

Apalagi bahan penulisan juga tak jauh darinya.

“Setiap catatan yang terkumpul saya tulis. Harapannya buku ini bisa menjadi referensi maupun inspirasi, pola kepemimpinan minimal bisa dicontoh."

"Di sini pak Arief banyak mendapat dukungan dari masyarakat karena pola-pola yang beliau kerjakan,” katanya.

Sumarni mengaku tak kesulitan membagi waktu selama menulis maupun tugas dan mengurus keluarga.

”Membagi peran saat menulis itu gak susah ya, kadang sambil nunggu anak sekolah saya kerjain, karena setiap perintah beliau kan saya catat ya,” ujarnya. 

Buku Salam Zero berisikan 186 halaman dengan cover Brigjen Arief yang sedang memegang perisai menangkis mata panah yang diikuti lembaran uang.

Terdiri dari 29 bab di antaranya bab berisikan komitmen integritas hingga bab 29 dengan judul Salam zero.

Bab Salam zero mendefinisaikan maksud salam yang dikampanyekan oleh Brigjen Arief, dibentuk oleh lima jari, telunjuk dan jempol membentuk huruf 0 yang menandakan zero pungli, zero penyimpangan, zero tolerance.

Tiga jari lainnya tegak, jari tengah yang berarti tetap berpegangan kepada Pancasila, jari manis melambangkan Tribrata dan jari kelingking melambang catur prasetya.

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved