Murid SD di Bandung Barat Keracunan

Cimin Diduga Bikin Puluhan Murid SD di Bandung Barat Keracunan, TA Ternyata Baru Sehari Dagang

TA (74) baru sehari berjualan aci mini alias cimin. Nahas, cimin itu diduga menjadi penyebab puluhan SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang mengalami keracunan saat dirawat di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - TA (74) baru sehari berjualan aci mini alias cimin. Nahas, cimin itu diduga menjadi penyebab puluhan SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), keracunan.

Seperti diketahui, 34 siswa SDN Jati 3 keracunan diduga setelah mengonsumsi cimin.

Satu di antaranya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Korban memiliki penyakit penyerta, yakni thalassemia.

Miati (43), anak TA, mengatakan, ayahnya itu berjualan cimin baru satu hari.

TA sebelumnya berjualan makanan lain yakni aromanis.

"Awalnya jualan (aromanis) baru dua minggu. Kalau bikin dan jualan cimin baru kemarin, hari Selasa (26/9)," ujar Miati di Saguling, Jumat (29/9/2023).

Miati mengatakan, semua bahan untuk membuat cimin dibeli dari warung.

Bahan baku itu kemudian diolah di rumah lalu dimasukkan ke dalam kulkas.

"Jadi bikin dulu (cimin di rumah), terus ketika sudah dingin dimasukin ke dalam kulkas. Pagi-pagi dijual," katanya.

Baca juga: Penyebab Keracunan Murid SDN 3 Jati Baru Diketahui 3 Hari Kemudian, Tunggu Hasil Uji Laboratorium

TA, kata Miati, membuat cimin dengan terigu satu kilogram. Lalu ketika sudah habis ditambah lagi setengah kilogram sehingga pada hari itu total menghabiskan terigu satu setengah kilogram.

Miati mengatakan, TA menjajakan Cimin di MI Cibanteng pada pagi hari, lalu pindah ke SDN Jati pada siangnya.

"Sebelumnya enggak ada apa-apa. Bahkan sebelum dijual, cucu-cucunya juga sudah mengonsumsi, makan di rumah. Saya juga habis bikin dan makan juga," katanya.

Setelah kejadian itu, petugas kesehatan dari Puskesmas Saguling langsung mengambil tujuh sampel bahan baku cimin untuk diuji laboratorium di Labkesda Jabar.

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan, mengatakan, sampel yang diambil untuk diuji itu yakni terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka.

"Tadi sudah diambil sampel bahan olahan cimin dan bumbunya termasuk bumbu pedasnya (untuk diuji laboratorium)," ujar Burhan.

Baca juga: Cerita Guru di KBB yang 34 Muridnya Keracunan Cimin, Banyak Anak yang Izin Sakit, yang Masuk Lemas

Diperiksa polisi

Setelah peristiwa itu, TA diperiksa polisi pada Kamis (28/9/2023).

"Pedagang yang menjual cimin sedang kita lakukan pemeriksaan di Mapolsek Batujajar," ujar Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono, saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis.

Pemeriksaan tersebut, kata Aldi, dilakukan untuk menggali informasi dari pedagang terkait terjadinya peristiwa keracunan massal yang dialami oleh puluhan siswa hingga satu di antaranya meninggal dunia.

"Kami mendapat informasi bahwa pada hari Selasa di SDN Jati 3 ketika istirahat membeli makanan cimin. Kemudian setelah itu banyak yang perutnya sakit dan sebagainya, kemudian dibawa ke Puskesmas Saguling," katanya.

Baca juga: Orangtua Korban Keracunan Cerita yang Terjadi setelah 2 Anaknya Keracunan, Diobati Pakai Air Kelapa

Aldi mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya, ada 34 siswa yang mengalami keracunan tersebut. Satu di antaranya kehilangan nyawa.

Selain melakukan pemeriksaan terhadap pedagang cimin itu, pihaknya juga sudah mengambil sampel makanan tersebut untuk dilakukan uji laboratorium di Labkesda Jabar.

"Kami dari Polres Cimahi dan Polsek Batujajar, mengambil langkah-langkah. Pertama mengambil sampel makanan yang dijual oleh pedagang dan pedagang yang menjual sedang kita lakukan pemeriksaan," ucap Aldi.

Sementara untuk kondisi pasien atau korban keracunan yang mendapat perawatan di Puskesmas Saguling itu kondisinya sudah membaik dan dalam waktu dekat ini mereka sudah bisa ke rumahnya masing-masing. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved