Kebakaran di TPA Sarimukti

TPA Sarimukti Belum Juga Padam dari Kebakaran, di Beberapa Titik Malah Makin Membesar

pada awalnya api membesar di zona 4 kemudian merembet ke zona 2 dan terakhir ke zona 1 yang dianggap kondisinya paling aman

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Istimewa
Kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang belum bisa dipadamkan sepenuhnya hingga Minggu (10/9/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan padam sepenuhnya meski upaya pemadaman terus dilakukan.

Bahkan kobaran api yang masih muncul di beberapa titik sempat kembali membesar dan membakar tumpukan sampah di tiga zona pada 8-9 September 2023, sehingga kepulan asap di sekitar TPA pun kembali pekat.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan KBB, Siti Aminah Anshoriah mengatakan, kobaran api sempat kembali membesar di zona 1, 2, dan 4 akibat masih adanya gas metan, sampah yang mudah terbakar, dan hembusan angin kencang.

"Setelah kemarin sempat membesar, kondisi sekarang kembali normal. Cuma titik api dan kepulan asap masih ada seperti biasanya," ujarnya saat dihubungi, Minggu (10/9/2023).

Ia mengatakan, pada awalnya api membesar di zona 4 kemudian merembet ke zona 2 dan terakhir ke zona 1 yang dianggap kondisinya paling aman jika dibandingkan dengan zona-zona yang lain.

"Zona satu kan paling aman ya, tapi kemarin api justru membesar. Jadi petugas kami harus kembali berjibaku padamkan api lagi dengan dibantu petugas damkar dari Cianjur," kata Siti Aminah.

Api masih terlihat di TPA Sarimukti yang sembilan hari mengalami kebakaran, Minggu (27/8/2023).
Api masih terlihat di TPA Sarimukti yang sembilan hari mengalami kebakaran, Minggu (27/8/2023). (Tribun Jabar)

Hingga kini proses pemadaman masih dilakukan dengan menerjunkan tiga unit mobil damkar karena kondisinya belum benar-benar padam, sehingga zona yang terbakar harus ditangani dengan penyuntikan air ke dalam tumpukan sampah.

"Sekarang masih ada kepulan asap, artinya kalau ada asap titik api tetap ada di dalam tumpukan sampah, jadi petugas kami terus melakukan pemadaman," ucapnya.

Ia mengatakan, petugas damkar terus berjibaku hingga malam hari untuk memadamkan kebakaran tersebut karena kemunculan api bisa jelas terlihat saat kondisi gelap.

Baca juga: 3 Lahan Calon Pengganti TPA Sarimukti yang Akan Ditutup 2024, Termasuk eks TPA Pasir Buluh Lembang

"Iya kalau malam hari, api masih terlihat jelas. Makanya petugas terus siaga melakukan pemadaman, semoga api bisa cepat padam," kata Siti Aminah.

Lahan Pengganti TPA Sarimukti

Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini tengah mencari lahan alternatif untuk dijadikan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya tersebut dilakukan menyusul adanya kebijakan dari DLH Jabar terkait pengurangan pembuangan sampah ke TPA Sarimukti pascakebakaran dan sebagai solusi dari rencana pentutupan TPA ini pada tahun 2024 mendatang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, Ibrahim Aji mengatakan, untuk mencari lahan alternatif tersebut pihaknya telah melakukan survei ke tiga lokasi yakni lahan bekas TPA Pasir Buluh Lembang yang ada di Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat.

"Kemudian kami juga survei ke lahan milik TNI yang ada di daerah Padalarang, dan lahan di Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas," ujarnya saat dihubungi, Minggu (10/9/2023).

Berdasarkan hasil survey, kata dia, untuk lahan di Pasir Buluh sepertinya tidak memungkinkan karena kondisi lahannya rawan longsor, sehingga DLH hanya memiliki dua pilihan yakni lahan di Padalarang, dan Citapen.

"Tapi ini kita harus melakukan kajian dulu (di dua lokasi) apakah lokasinya cocok atau tidak karena hal ini harus didukung kajian lingkungan, status kepemilikan, izin dari warga sekitar, dan kemudahan akses bagi armada," kata Ibrahim.

Petugas membuat jalan baru di TPA Sarimukti dengan cara membelah gunungan sampah di Cipatat KBB, Rabu (6/9/2023). (TRIBUNJABAR.ID/HILMAN KAMALUDIN)
Menurutnya, kebutuhan lahan alternatif untuk TPA di wilayah KBB sudah sangat mendesak karena selain adanya kebijakan pengurangan pembuangan sampah, itu juga berkaitan dengan operasional TPA Sarimukti yang akan habis pada tahun 2024.

Pembatasan pembuangan sampah sebesar 50 persen ke TPA Sarimukti pascakebakaran tersebut berdasarkan kesepakatan empat kabupaten/kota di Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan KBB.

Dari data DLH Jabar, untuk Kota Bandung yang asalnya 1300 ton per hari akan dibatasi hanya 628 ton per hari, Kabupaten Bandung 128 ton, Kota Cimahi 81 ton, dan KBB 72 ton per hari.

"Produksi sampah di KBB mencapai 150 ton per hari, jadi dengan adanya kebijakan pengurangan ini, kita sedang mencari lahan untuk dipakai lokasi TPA guna menampung sampah sisa yang tak bisa dibuang ke Sarimukti," ucap Ibrahim.

Dengan melihat kondisi itu, kata dia, KBB sudah harus memiliki TPA sendiri, sebab hal itu tak hanya karena ada kebijakan pengurangan, tetapi karena operasional TPA Sarimukti juga akan habis dan biaya angkut ke Legok Nangka sangat besar.

"Jadi kita harus punya TPA mandiri. Kalau pun enggak beli lahan, minimal sewa dulu," katanya.

 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved