Kebakaran di TPA Sarimukti

Pemda Bandung Barat Akan Cek Ratusan Pemulung di TPA Sarimukti yang Tak Dapat Makanan 4 Hari

Pemerintah KBB akan mengecek adanya ratusan pemulung di Kampung Ciherang, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, yang tidak mendapat jatah makan.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Suasana di Kampung Ciherang atau Kampung Pemulung di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (6/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) akan mengecek adanya ratusan pemulung di Kampung Ciherang, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, yang tidak mendapatkan jatah makanan empat hari.

Para pemulung itu membutuhkan bantuan makanan imbas tak bisa memulung karena TPA Sarimukti kebakaran.

Meski tak diperkenankan memiliah sampah untuk dijual, para pemulung memilih bertahan di rumah bedeng di sekitar TPA Sarimukti.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik pada Diskominfotik KBB, Taufik Kurnaefi, mengatakan, terkait bantuan makanan untuk warga yang terdampak kebakaran TPA Sarimukti seperti pemulung hingga kini masih tetap berjalan.

"Namun kami akan melakukan kroscek ke lapangan, bisa saja terlewat (ada yang belum mendapat)," ujar Taufik saat dihubungi, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Lubang Sampah Tegallega Terisi 80 Persen, Jatah ke Zona Darurat TPA Sarimukti Sampai 11 September

Setiap hari, kata Taufik, dapur umum Tagana yang didirikan oleh Dinas Sosial Bandung Barat masih tetap menyiapkan makanan sebanyak 1.500 porsi, masing-masing 500 porsi untuk pagi, siang, dan malam.

"Sehingga totalnya mencapai 1.500 porsi makanan yang diberikan kepada warga terdampak kebakaran," katanya.

Taufik mengatakan, utuk memasak 1.500 porsi per hari itu melibatkan 32 anggota Tagana KBB. Makanan tersebut disalurkan kepada warga yang terdampak dan petugas dan relawan penanganan bencana kebakaran TPA Sarimukti.

"Petugas Tagana KBB melaksanakan kegiatan dapur umum dari mulai belanja, persiapan, pengolahan, pendistribusian untuk tiga kali makan," ucap Taufik.

Sebelumnya, seorang pemulung, Oom Komalasari (52), mengatakan, selama TPA Sarimukti kebakaran, pemulung biasanya mendapat jatah makanan berupa nasi, mi instan, dan sembako.

Namun saat ini bantuan itu sudah tidak ada lagi.

Baca juga: 19 Hari Kebakaran di TPA Sarimukti, Api Belum juga Padam, Ini yang Dilakukan Petugas Gabungan

Baca juga: Kebakaran di TPA Sarimukti Masih Terjadi, Sampah Kota Bandung Dibuang ke Gedebage, Warga Khawatir

"Bantuan (makanan) sudah empat hari enggak ada dan sudah tidak ada konfirmasi apa-apa lagi kalau masalah bantuan. Tapi kami enggak bisa mulung lagi, katanya sampai 11 September," ujarnya saat ditemui di Kampung Ciherang, Rabu (6/9/2023).

Ia mengatakan, di Kampung Ciherang atau biasa disebut kampung pemulung itu ada 65 kepala keluarga dengan total 273 jiwa.

"Biasanya ada bantuan juga dari para relawan, kalau sekarang enggak ada juga. Jadi sekarang, kami hanya mengandalkan stok yang dikasih dari yayasan, itu juga kebanyakan makanan anak-anak," kata Oom. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved