Bandung Dalam Masalah Setelah Ritase Sampah ke Sarimukti Dibatasi, Ema Bilang KBS Belum Siap
Pemerintah Kota Bandung akan melakukan langkah antisipasi untuk mengatasi masalah sampah yang tak tertampung di TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung akan melakukan langkah antisipasi untuk mengatasi masalah sampah yang tak tertampung di TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung.
Satu di antaranya dengan kawasan bebas sampah (KBS).
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jabar bakal mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti.
"Kami sedang berjuang agar KBS semakin banyak. Setiap bulan saya evaluasi bersama kepala DLHK dan terus mendorong masing-masing kecamatan untuk berlomba menghadirkan dan memperbanyak KBS," kata Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, di Sadang Serang, Bandung, Senin (7/8/2023).
Ema mengatakan, bila jumlah KBS bertambah signifikan maka secara otomatis ritase ke Sarimukti bakal berkurang.
Namun, bila melihat kondisi sekarang, ditambah adanya pengurangan ritase sampah untuk Kota Bandung, maka membutuhkan upaya lebih keras.
"KBS belum siap. Masyarakat juga masih terus berproses dalam memilah sampah. Lalu, Sarimukti dikurangi. Itu tak mudah. Kami terus berkoordinasi dengan pemprov walau kami pun paham Sarimukti tak bisa untuk selamanya," ucap Ema.
Baca juga: Air Lindi dari TPA Sarimukti Bisa Berdampak Luas, Ikan di Waduk Jatiluhur dan Cirata Berpotensi Mati
Jika TPA Sarimukti tak dikelola secara maksimal maka bisa menjadi bom waktu. Sebab, sistem pengolahan sampah masih konvensional, yakni open dumping.
"Bila di bawah sudah tak kuat, ada aspek gas, saya berpikir bisa menimbulkan persoalan. Jadi, sambil menunggu proses pemprov untuk kesiapan yang ada di Legok Nangka, kami akan perbanyak KBS," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Dudy Prayudi, menambahkan saat ini jumlah sampah di Bandung yang dibawa ke TPA Sarimukti sebanyak 1.300 ton per hari. Nanti bakal dikurangi menjadi 868 ton.
"Jumat lalu, kami bersepakat untuk kurangi ritase ke TPA Sarimukti. Nah, untuk Bandung karena paling besar, maka kami minta pengurangannya secara bertahap. Selama lima bulan ke depan sampah di Bandung ke TPA Sarimukti berkurang 10 rit dari ritase saat ini," ucapnya.
Baca juga: Dampak Buruk Pencemaran Air Lindi TPA Sarimukti, Bisa Gatal Jika Kena Kulit hingga Sumber Air Hilang
"Sekarang ritase normal yang tercatat di pengelolaan sampah tingkat regional (PSTR) sebanyak 259 rit. Mulai akhir Agustus selama lima bulan kami wajib kurangi 10 rit sambil kami berproses mengurangi sampah di daerah kota," katanya.
Dudi mengatakan, Pemkot Bandung akan menghadirkan tempat pengolahan sampah terpadu (TPSP) untuk mengatasi sampah yang tak terangkut. Dudy berharap dengan adanya TPST bisa mengurangi lebih banyak lagi sampah ke TPA.
"Ada tiga TPST yang bakal dibangun Kementerian PU tahun ini, yaitu di Nyengseret, Taman Tegallega, dan eks TPA Cicabe. Sistemnya menggunakan teknologi refuse derived fuel. Nah, hasil RDF ini merupakan bahan bakar pengganti batu bara yang akan dikirim ke pabrik tekstil dan semen," katanya.
Baca juga: Upaya DLH Jabar Menjaga Kualitas Lingkungan Sekitar TPK Sarimukti
Profil Kota Baru Parahyangan Bakal Bangun Jalan Lingkar Stasiun KC Padalarang-Kota Baru-Cipatat |
![]() |
---|
Sikap Beragam 5 Bupati dan Wali Kota di Jabar Soal Arahan Dedi Mulyadi Menghapus Tunggakan PBB |
![]() |
---|
Isu PBB Naik Merebak, DPRD Kabupaten Bandung Pastikan Tarif Tetap |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi: Stasiun Padalarang-Kota Baru Parahyangan-Cipatat Segera Terkoneksi Jalan Lingkar |
![]() |
---|
Kabupaten Bandung Produksi 1.380 Ton Sampah Sehari, DLHK: Energi Banyak Habis untuk Tangani TPS Liar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.