Air Lindi dari TPA Sarimukti Bisa Berdampak Luas, Ikan di Waduk Jatiluhur dan Cirata Berpotensi Mati
Pencemaran air lindi dari TPA Sarimukti di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dinilai bakal berdampak luas.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Pencemaran air lindi dari TPA Sarimukti di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dinilai bakal berdampak luas.
Sebab, pencemaran itu belum dihentikan.
Seperti diketahui, air lindi berwarna cokelat, berbusa, dan mengeluarkan bau tak sedap itu sudah mencemari Sungai Cipanawuan, Cipicung, dan Cimeta.
Imbasnya, warga sudah tidak bisa memanfaatkan air dari aliran sungai tersebut.
Perwakilan Tim Masyarakat Peduli TPA Sarimukti (TMP-TPAS), Wahyu Dharmawan, mengatakan, setelah mengalir di sungai-sungai itu, air lindi dari TPA Sarimukti tersebut berpotensi mencemari Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur.
"Sehingga air lindi itu berpotensi membunuh ikan-ikan yang dipelihara di KJA di Waduk Cirata ataupun Waduk Jatiluhur," ujar Wahyu saat dihubungi pada Rabu (2/8/2023).
Baca juga: Lindi Beracun Masih Mengalir dari TPA Sarimukti, Tak Ada Respons Gubernur, Warga Mengadu ke Presiden
Selain berdampak pada aktivitas perikanan, kata dia, air lindi yang bermuara di dua waduk itu akan mencemari sumber air baku bagi sejumlah perusahaan PDAM, baik di Jawa Barat ataupun di Jakarta. Bahkan, juga bisa mencemari sumber air PAM.
Atas hal tersebut, pihaknya meminta ada penanganan serius terhadap pencemaran air lindi TPA Sarimukti itu. Apalagi, kondisi ini sudah terjadi sejak 2019.
"Saya kira ini tidak bisa lagi (ditangani) oleh jalur Pemerintah Daerah Jawa Barat atau gubernur selaku kepala daerah dan Komandan Satgas Citarum Harum. Tapi seyogyanya pemerintah pusat segera ambil alih dan turun tangan dan perbaiki hal semacam ini," kata Wahyu.
Baca juga: Dampak Buruk Pencemaran Air Lindi TPA Sarimukti, Bisa Gatal Jika Kena Kulit hingga Sumber Air Hilang
Sebelumnya, warga asal RW 13 Desa Sarimukti, Hari Hartono (43), mengatakan, sebelum tercemar air lindi dari TPA Sarimukti, Sungai Cipicung jadi sumber air yang bisa digunakan untuk mencuci, mandi, dan mengairi lahan pertanian.
"Kalau sekarang jangankan itu, baunya saja sudah enggak tahan. Apalagi kalau airnya kena (kulit) pasti langsung gatal-gatal. Bahkan kalau kena luka bisa infeksi sampai borok," ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Air Lindi TPA Sarimukti Cemari Sejumlah Sungai di Bandung Barat, Temuan Terbaru Aktivis Lingkungan
Saat ini aliran Sungai Cipicung sudah tercemar air lindi yang sangat parah dan kondisi airnya sudah berubah menjadi warna cokelat, berbusa, dan menimbulkan bau tak sedap. Warga pun kerap mengeluh karena kondisi ini.
"Sekarang ada tiga RW yakni RW 12, 13 dan 15 yang sudah gak bisa memanfaatkan air. Pencemaran limbah lindi di sungai Cipicung telah terjadi sejak tahun 2006 atau sejak awal mula TPA tersebut difungsikan," kata Hari yang juga anggota BPD Desa Sarimukti tersebut. (*)
Profil Kota Baru Parahyangan Bakal Bangun Jalan Lingkar Stasiun KC Padalarang-Kota Baru-Cipatat |
![]() |
---|
Sikap Beragam 5 Bupati dan Wali Kota di Jabar Soal Arahan Dedi Mulyadi Menghapus Tunggakan PBB |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi: Stasiun Padalarang-Kota Baru Parahyangan-Cipatat Segera Terkoneksi Jalan Lingkar |
![]() |
---|
Mengintip TPAS Sarimukti di Bandung Barat, Terus Berbenah di Tengah Sanksi KLH |
![]() |
---|
Bandung Belum Merdeka dari Sampah, 40 Truk Per Hari Tak Terangkut ke TPA Sarimukti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.