Polemik Ponpes Al Zaytun

Fakta-fakta Eksklusifnya Ponpes Al-Zaytun, Sulit Ditembus hingga Tak Jalin Komunikasi ke Ponpes Lain

Selain melarang sembarang orang masuk lingkungan pesantren, Al-Zaytun diketahui juga tidak pernah melakukan komunikasi dengan ponpes-ponpes lainnya.

Tribun Jabar/ Nazmi Abdurrahman
Pimpinan pondok pesantren Mahad Al-Zaytun, Panji Gumilang tiba di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/6/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Keekslusifan yang dilakukan Ponpes Al-Zaytun Indramayu terus terkuak.

MUI sendiri bahkan mengaku sulit mengakses Ponpes yang dipimpin Panji Gumilang tersebut.

Padahal niat MUI untuk tabayyun dan melakukan konfirmasi perihal polemik yang terjadi di dalam ponpes.

Selain melarang sembarang orang masuk lingkungan pesantren, Al-Zaytun diketahui juga tidak pernah melakukan komunikasi dengan ponpes-ponpes lainnya.

Walau merupakan Ponpes terbesar di Asia Tenggara, namun Al-Zaytun tidak terdaftar dalam keanggotaan Forum Pondok Pesantren (FPP) Indramayu.

Ponpes tersebut juga tidak tidak masuk dalam Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Indramayu seperti ponpes-ponpes lain yang ada di Indramayu.

"Al-Zaytun ini tidak masuk dalam FPP maupun RMI," ujar Ketua FPP sekaligus RMI NU Indramayu, KH Azun Mauzun, Minggu (25/6/2023).

FPP Indramayu sendiri sebelumnya diketahui pernah mengundang Al-Zaytun untuk hadir dalam musyawarah bersama ponpes-ponpes lainnya yang ada di Indramayu.

Baca juga: Pemerintah Diminta Tidak Berlarut-larut Selesaikan Polemik Ponpes Al-Zaytun di Indramayu

Namun, pihak Al-Zaytun justru tidak hadir. FPP pun menilai Al-Zaytun enggan bergabung bersama Forum Pondok Pesantren.

Adapun soal polemik yang terjadi di Ponpes Al-Zaytun, KH Azun Mauzun menyampaikan, pihaknya bersikap bakal mendukung penuh apapun keputusan yang ditentukan pemerintah.

Jika dugaan adanya ajarannya sesat yang tidak sesuai dengan aqidah agama Islam terjadi di Ponpes Al-Zaytun, pihaknya meminta pemerintah harus bisa bersikap tegas.

"Kalau benar sesat izin operasional pesantren itu harus dicabut," ujarnya.

Di sisi lain, KH Azun Mauzun meminta agar pemerintah tidak berlarut-larut mengusut soal polemik Al-Zaytun dan segera mengumumkan tindakan yang akan dilakukan.

Jika tidak, gejolak di tengah masyarakat akan terus terjadi. Demo besar-besaran pun akan terus terjadi di Indramayu bahkan di Jakarta.

"Makanya kami meminta kepada pemerintah segera secepatnya memberikan rekomendasi apakah Al-Zaytun ini sesat atau tidak," ujar dia.

Baca juga: Keberadaan Al-Zaytun di Ujung Tanduk, Pemerintah Ungkap Indikasi Ada Pelanggaran Tindak Pidana

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved