Soal Pengadaan 12 Jet Tempur Bekas AU Qatar yang Dibeli Kemenhan, Pengamat Bilang Ini Masuk Ideal

Pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar yang dilakukan Kementerian Pertahanan mengundang perdebatan.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Darajat Arianto
Melvin Jansen-Flickr
Pesawat Mirage 2000-5 buatan Prancis yang digunakan Angkatan Udara Qatar. Pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar yang dilakukan Kementerian Pertahanan mengundang perdebatan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengundang perdebatan.

Pengadaan pesawat tempur untuk memperkuat kesiapan tempur TNI AU itu, dianggap terlalu mahal dan dengan kondisi yang sudah tua.

Pengamat militer, Apep Agustiawan mengatakan, angka Rp 11,8 triliun untuk pengadaan pesawat tempur tergolong standar.

Sebab, jika membeli unit baru paling hanya cukup untuk dua hingga tiga pesawat saja.

"Angkanya masih ideal. Terlebih jika kita melihat betapa pentingnya kebutuhan kemanan dan fungsionalnya," ujar Apep, dalam keterangannya, Sabtu (17/6/2023).

Baca juga: Saat Bagikan Motor Dinas Babinsa, Prabowo Puji Kepempimpinan Jokowi yang Berhasil dan Diakui Dunia

Pembelian alutsista ini, kata dia, merupakan bentuk nyata Kemhan dalam melaksanakan fungsi untuk pembangunan kekuatan TNI.

"Pembelian pesawat tempur dari berbagai negara merupakan langkah tepat untuk mengimplementasikan balancing of power pada tataran regional dan global," katanya

"Selain itu, pembelian alutsista termasuk pesawat tempur dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dinilai memiliki dampak penangkalan yang tinggi," ucap Apep.

Menurutnya, tidak semua negara bisa membeli meskipun anggarannya memadai. Urgensi pembelian pesawat tempur sangat dipengaruhi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini.

"Pembelian alutsista tidak bisa disamakan dengan pembelian barang-barang umum. Butuh proses dan waktu yang lama," ujarnya.

Baca juga: Tak Hanya Kagum, HUT ke- 77 TNI AU Membuat Undangan Bahagia, Megawati dan Prabowo Joget Bareng

"Ditambah tingkat kepercayaan yang tinggi dari negara penjual kepada negara pembeli," ucapnya.

Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto menyampaikan pengadaan Mirage 2000-5 tidak mudah sebab banyak negara yang mengincar pesawat tersebut.

Mirage 2000-5, kata dia, masih dalam kondisi bagus dan terbilang canggih, walaupun pesawat itu merupakan bekas dari Angkatan Udara Qatar.

Hal tersebut karena Qatar merupakan negara kecil sehingga waktu terbangnya masih sedikit serta wilayahnya tidak terlalu luas.

Karena itu, diperkirakan masih bisa dipakai 15 tahun hingga 20 tahun lagi, dan teknologinya sudah sangat canggih. (*)

Baca juga: Pesawat Latih TNI AU Marchetti Asal Italia Bakal Memperindah Monumen di Taman Kota Tasikmalaya

Silakan baca berita terbaru Tribunjabar.id lainnya, klik GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved