Farhan Sebut Wisatawan di Bandung Didominasi Kelas Premium, Rela Habiskan Rp 2 Juta per Malam

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan, wisatawan yang datang ke Kota Bandung sebagian besar adalah wisatawan premium dengan daya beli tinggi.

tribunjabar.id / Muhamad Syarif Abdussalam
Wisatawan memadati Jalan Braga, Kota Bandung, pada akhir pekan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kota Bandung hingga saat ini masih menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai daerah yang menjajal obyek wisata, kuliner, hingga berakhir menginap di hotel-hotel mewah.

Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, pada semester I dan II tahun 2025, jumlah wisatawan mencapai 3,53 juta orang, lalu pada semester III meningkat jadi 6,3 juta orang.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan, wisatawan yang datang ke Kota Bandung sebagian besar adalah wisatawan premium dengan daya beli tinggi, bahkan mereka rela membayar mahal untuk menginap di hotel.

"Ada yang rela bayar Rp 2 juta semalam hanya untuk kenyamanan. Jadi pelaku pariwisata juga harus naik kelas dalam memberikan layanan terbaik," ujar Farhan, Jumat (7/11/2025).

Kondisi itu diperkuat dengan data yang menunjukkan tingkat hunian hotel berbintang, dua kali lipat dibanding hotel non-bintang. Hal ini menandakan Bandung semakin diminati wisatawan dengan kebutuhan kenyamanan tinggi.

Atas hal tersebut, pihaknya mengajak para pelaku industri pariwisata untuk terus meningkatkan standar pelayanan atau level of service agar dapat bersaing di kancah internasional karena untuk  sisi layanan masih menjadi pekerjaan rumah yang besar.

"Produk kita luar biasa, makanan kita yang paling enak, suasana kota kita asri. Tapi level of service-nya belum cukup internasional," katanya.

Selain kualitas pelayanan, Farhan menyoroti pentingnya rasa aman dan nyaman di kawasan wisata. Sebab, dua hal ini tentunya menjadi faktor utama yang menentukan pengalaman wisatawan.

"Rasa aman itu penting. Salah satu tantangan kita adalah praktik parkir liar yang meresahkan wisatawan. Nilainya mungkin kecil, tapi dampaknya bisa besar karena membuat orang kesal lalu mengeluh di media sosial," ucap Farhan.

Kemudian, pihaknya juga meminta seluruh pelaku usaha wisata untuk bersama-sama menjaga kebersihan, keamanan, dan keramahan agar Bandung semakin dikenal sebagai kota wisata yang ramah dan profesional.

"Produk kita sudah hebat, tinggal layanan dan perilaku kita yang perlu lebih ramah, lebih sigap, dan lebih berkelas," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved