Kenang Mega Bintang 1997, Uu Ruzhanul Ulum Berusaha Jayakan Kembali PPP

Uu Ruzhanul Ulum berusaha menjayakan kembali PPP untuk mengenang Aliansi Mega Bintang 1997

ISTIMEWA
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum. 

Uu pun mengaku dirinya merupakan salah satu kader yang patuh pada isyarah pimpinannya. Ia mencontohkan saat Dirinya menjabat Bupati Tasikmalaya, dan ingin jadi Ketua DPC tidak ada restu dan dukungan.

Bahkan Uu mengaku sudah sekitar empat kali mengajukan diri jadi Ketua DPW Jabar namun belum juga direstui.

Pertama, kata Uu, Dirinya sempat didapuk jadi plt. Ketua DPW PPP Jabar saat ada kekosongan jabatan sekitar pertengahan tahun 2014.

Baca juga: Kantor DPW PPP Jabar Didemo Massa Buntut Ucapan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa

Saat itu juga bertepatan dengan tahun politik, yakni pada Pilpres 2014 PPP menjadi partai yang mendukung Capres Prabowo-Hatta. Uu juga dengan sukarela menawarkan diri jadi ketua DPW definitif dan belum mendapat restu.

Kedua, selang waktu berlalu, Uu kembali berniat jadi Ketua DPW tapi malah diperintah mundur oleh Ketua Umum (Ketum), yang saat itu dijabat Muhammad Romahurmuziy, atau akrab disapa Romy, Uu pun mundur sekalipun sudah masuk formatur.

Lalu ketiga, saat sudah menjadi Wagub Jabar lalu ingin maju jadi ketua DPW, tetapi menurut Ketum yang saat itu dijabat Suharso Monoarfa, atau akrab disapa Harso, lagi- lagi Uu pun harus mundur perlahan padahal sudah konsolidasi, dan beberapa hari lagi hendak dilakukan Musyawarah wilayah (Muswil).

Terakhir disaat ada kekosongan kursi ketua DPW Jabar pun, dimana ketika itu kursi Ketua DPW PPP Jawa Barat definitif juga tengah kosong, Uu juga masih saja belum mendapat restu dari DPP meski hanya untuk menjabat sebagai pelaksana tugas (plt).

"Saya juga tidak memaksakan kehendak. Tetap 'Sam'an wa'thoatan'. Padahal, kalau partai lain kalau ada yang menduduki jabatan di luar partai, justru dirangkulnya. Banyak yang sekarang kepala daerah yang bukan kader partai sekalipun tapi dinilai baik untuk membesarkan partai bahkan diberikan kehormatan menduduki ketua partai sesuai tingkatan," ucap Uu.

Baca juga: KIB Rapatkan Barisan, PPP, PAN, dan Golkar di Kota Cirebon Berencana Siapkan Sekretariat Bersama

Padahal secara nasab, trah PPP mengalir cukup deras di darah Uu. Mulai dari Kakek hingga ayahnya, merupakan tokoh yang aktif di PPP.

"Bapak saya PPP, kakek saya seperti itu, saya dari pengurus hingga ketua ranting, ketua PAC, Pengurus Harian (PH) DPC tiga periode, PH DPW tiga periode. Juga pernah menjabat ketua Fraksi PPP selama satu periode di DPRD Kabupaten Tasikmalaya, kalau melihat jenjang karir saya di partai. Tetapi itu semua mungkin tidak jadi indikator menjadikan saya memimpin partai," tuturnya.

Uu pun kembali berharap agar seluruh kader tidak membuat suasana partai menjadi semakin dibicarakan orang yang kurang baik.

Meski untuk menduduki jabatan di internal ataupun jabatan politik di eksekutif legislatif kompetisi berlaku dengan sehat.

Sebaliknya diluar itu misi terbesar yang harus diupayakan saat ini adalah mempertahankan dan membesarkan partai yang identik dengan warna hijau.

Baca juga: PPP Jabar Tidak Bisa Tentukan Sikap Atas Konflik yang Terjadi di Pusat, Ini Alasannya

"Sekarang saatnya membesarkan PPP di Jabar dan harapan kami kader yang lain pun mari kita besarkan partai jangan malah sebaliknya ikut menari dalam gendangan orang lain. Orang lain sekarang mungkin saja sedang ada yang menabuh gendang agar PPP semakin hari semakin habis," kata Uu.

"Kalau PPP tenggelam pada pemilu 2024 kita semua sebagai kader partai yang menduduki jabatan eksekutif ataupun di legislatif, termasuk para kader yang menduduki jabatan di internal partai, saya katakan sebagai pengkhianat partai kalau memang tidak berjuang secara maksimal untuk membesarkan partai di 2024," kata Uu.

"Bagaimana orang menilai negara yang mayoritas muslim partai Islamnya begini. Satu satunya patai Islam di Indonesia adalah PPP. Kenapa PPP? Karena azasnya Islam kalau bukan Azas Islam bukan partai Islam. Nanti kita akan malu oleh negara- negara lain, masa kita negara yang mayoritas muslim tapi tidak ada partai Islam? Apa bilang kata dunia!?" tuturnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved