Kenang Mega Bintang 1997, Uu Ruzhanul Ulum Berusaha Jayakan Kembali PPP
Uu Ruzhanul Ulum berusaha menjayakan kembali PPP untuk mengenang Aliansi Mega Bintang 1997
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, bertekad untuk membesarkan dan menjayakan kembali partai berlambang Ka'bah ini.
Hal tersebut dikatakannya menanggapi berbagai berita miring soal isu konflik internal partai.
Menurut Uu, sebagai kader partai tak sepatutnya ikut menari di atas genderang konflik.
Justru segenap kader harus bertekad membesarkan partai bernafaskan Islam itu.
Baca juga: Plt Ketua Umum PPP Mardiono; PPP Tegaskan Konsolidasi Koalisi Indonesia Bersatu Jalan Terus
"Saya sebagai kader struktur dan kader kultur siap besarkan partai, dan ini perlu dukungan masyarakat. Mari besarkan partai dengan tidak ikut gendang orang lain," kata orang nomor dua di Jabar ini, di Kota Bandung, Selasa (14/9).
Sosok Wagub Jabar pun sempat mengenang Aliansi Mega Bintang yang pernah moncer pada tahun 1997.
Pada era tersebut PPP berjaya pada masanya bersama PDI.
"Pada tahun 1997 Aliansi Mega Bintang luar biasa kita, saya siap besarkan partai di Jabar dengan dukungan seluruh kader di Jabar," kata Uu.
Menurut Uu, konflik dalam sebuah organisasi merupakan hal yang lumrah.
Baca juga: PPP Ungkap Dasar Berhentikan Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum PPP, Ada Ketegangan di Internal
Apalagi dalam sebuah organisasi atau partai politik karena tentu saja suatu jabatan politik erat kaitan dengan kepentingan.
"Jadi disaat ada kesempatan untuk menduduki posisi tersebut maka sudah hal yang wajar orang lain memanfaatkan situasi dan kondisi tersebut. Karena yang namanya jabatan politik baik di struktur internal partai sebagai ketua ranting, PAC, DPW, dan lain-lain, dan di luar struktur partai baik menjadi eksekutif dan legislatif selalu ada persaingan, karena tidak ada jabatan yang diberikan oleh nenek-kakek, handai taulan, atau saudara," tuturnya.
"Tapi suatu jabatan justru didapat dengan cara memperjuangkan dan merebutnya dari kedudukan orang lain. Maka wajar bila selalu ada persaingan yang ketat, karena kedudukan atau kursi jabatan hanya satu, satu titik, sementara yang ingin banyak, yang mau banyak, maka rivalitas dan persaingan itu fitrah dan alamiah sepanjang tidak ada kecurangan, kedzoliman, pengkhianatan, dan kemunafikan. Maka situasi dan kondisi yang dihadapi PPP hal yang lumrah tidak boleh dijadikan penghakiman orang terhadap PPP yang notabene partai Islam," katanya.
Pun begitu, Uu yakin siapapun yang ingin merebut suatu jabatan di internal partai, tentu ada niatan baik untuk membesarkan partainya.
Baca juga: SOSOK Suharso Monoarfa Ketua Umum PPP yang Diberhentikan Majelis Tinggi, Ini Rekam Jejaknya
Sehingga dari pada membesar- besarkan permasalahan, lebih baik bebenah dan segera berpikir untuk kemajuan partai agar PPP tidak tenggelam di Pemilu 2024.
"Baik yang diganti atau mengganti tujuannya untuk membesarkan partainya. Untuk itu, yang sedang berjuang mempertahankan posisi kita hargai. Di sini harus ada pemikiran hati jernih dalam merebut sebuah jabatan di internal partai," katanya.
Uu pun mengaku dirinya merupakan salah satu kader yang patuh pada isyarah pimpinannya. Ia mencontohkan saat Dirinya menjabat Bupati Tasikmalaya, dan ingin jadi Ketua DPC tidak ada restu dan dukungan.
Bahkan Uu mengaku sudah sekitar empat kali mengajukan diri jadi Ketua DPW Jabar namun belum juga direstui.
Pertama, kata Uu, Dirinya sempat didapuk jadi plt. Ketua DPW PPP Jabar saat ada kekosongan jabatan sekitar pertengahan tahun 2014.
Baca juga: Kantor DPW PPP Jabar Didemo Massa Buntut Ucapan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa
Saat itu juga bertepatan dengan tahun politik, yakni pada Pilpres 2014 PPP menjadi partai yang mendukung Capres Prabowo-Hatta. Uu juga dengan sukarela menawarkan diri jadi ketua DPW definitif dan belum mendapat restu.
Kedua, selang waktu berlalu, Uu kembali berniat jadi Ketua DPW tapi malah diperintah mundur oleh Ketua Umum (Ketum), yang saat itu dijabat Muhammad Romahurmuziy, atau akrab disapa Romy, Uu pun mundur sekalipun sudah masuk formatur.
Lalu ketiga, saat sudah menjadi Wagub Jabar lalu ingin maju jadi ketua DPW, tetapi menurut Ketum yang saat itu dijabat Suharso Monoarfa, atau akrab disapa Harso, lagi- lagi Uu pun harus mundur perlahan padahal sudah konsolidasi, dan beberapa hari lagi hendak dilakukan Musyawarah wilayah (Muswil).
Terakhir disaat ada kekosongan kursi ketua DPW Jabar pun, dimana ketika itu kursi Ketua DPW PPP Jawa Barat definitif juga tengah kosong, Uu juga masih saja belum mendapat restu dari DPP meski hanya untuk menjabat sebagai pelaksana tugas (plt).
"Saya juga tidak memaksakan kehendak. Tetap 'Sam'an wa'thoatan'. Padahal, kalau partai lain kalau ada yang menduduki jabatan di luar partai, justru dirangkulnya. Banyak yang sekarang kepala daerah yang bukan kader partai sekalipun tapi dinilai baik untuk membesarkan partai bahkan diberikan kehormatan menduduki ketua partai sesuai tingkatan," ucap Uu.
Baca juga: KIB Rapatkan Barisan, PPP, PAN, dan Golkar di Kota Cirebon Berencana Siapkan Sekretariat Bersama
Padahal secara nasab, trah PPP mengalir cukup deras di darah Uu. Mulai dari Kakek hingga ayahnya, merupakan tokoh yang aktif di PPP.
"Bapak saya PPP, kakek saya seperti itu, saya dari pengurus hingga ketua ranting, ketua PAC, Pengurus Harian (PH) DPC tiga periode, PH DPW tiga periode. Juga pernah menjabat ketua Fraksi PPP selama satu periode di DPRD Kabupaten Tasikmalaya, kalau melihat jenjang karir saya di partai. Tetapi itu semua mungkin tidak jadi indikator menjadikan saya memimpin partai," tuturnya.
Uu pun kembali berharap agar seluruh kader tidak membuat suasana partai menjadi semakin dibicarakan orang yang kurang baik.
Meski untuk menduduki jabatan di internal ataupun jabatan politik di eksekutif legislatif kompetisi berlaku dengan sehat.
Sebaliknya diluar itu misi terbesar yang harus diupayakan saat ini adalah mempertahankan dan membesarkan partai yang identik dengan warna hijau.
Baca juga: PPP Jabar Tidak Bisa Tentukan Sikap Atas Konflik yang Terjadi di Pusat, Ini Alasannya
"Sekarang saatnya membesarkan PPP di Jabar dan harapan kami kader yang lain pun mari kita besarkan partai jangan malah sebaliknya ikut menari dalam gendangan orang lain. Orang lain sekarang mungkin saja sedang ada yang menabuh gendang agar PPP semakin hari semakin habis," kata Uu.
"Kalau PPP tenggelam pada pemilu 2024 kita semua sebagai kader partai yang menduduki jabatan eksekutif ataupun di legislatif, termasuk para kader yang menduduki jabatan di internal partai, saya katakan sebagai pengkhianat partai kalau memang tidak berjuang secara maksimal untuk membesarkan partai di 2024," kata Uu.
"Bagaimana orang menilai negara yang mayoritas muslim partai Islamnya begini. Satu satunya patai Islam di Indonesia adalah PPP. Kenapa PPP? Karena azasnya Islam kalau bukan Azas Islam bukan partai Islam. Nanti kita akan malu oleh negara- negara lain, masa kita negara yang mayoritas muslim tapi tidak ada partai Islam? Apa bilang kata dunia!?" tuturnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Uu-Ruzhanul-Ulum-pahami-kereseahan-masyarakat.jpg)