Kota Bandung Kembali Zona Merah, KBM Daring Lagi, Anggota DPRD Berikan WiFi Gratis bagi PJJ Siswa

Kembalinya Kota Bandung zona merah diprediksi akan pengaruhi kebijakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di awal 2021

Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
istimewa
Sekretaris Komisi A DPRD Kota Bandung, Erick Darmajaya 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kembalinya Kota Bandung zona merah diprediksi akan pengaruhi kebijakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di awal 2021 yang telah mendapat restu Mendikbud.

Kondisi ini perlu diantisipasi sejak dini oleh sejumlah pihak, sebab, pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring menjadi satu-satunya opsi yang dapat dilakukan di tengah situasi zona merah.

Sekretaris Komisi A DPRD Kota Bandung, Erick Darmajaya menilai, kegiatan belajar secara PJJ memberikan pilihan dilematis bagi masyarakat.

Baca juga: Ridwan Kamil Targetkan 2021 Keterbukaan Informasi Publik di Jabar Mencapai 100 Persen Kotak

Baca juga: Pemkot Ajukan Rumah Sakit Darurat di Tiga Tempat, Bahaya Jika Kasus Covid-19 Terus Meningkat  

Baca juga: Kesadaran Menurun yang Berujung Kota Bandung Zona Merah, Oded: Protokol Kesehatan Adalah Keniscayaan

Di satu sisi menjadi jalan terakhir agar anak-anaknya tidak terpapar Covid-19, sisi lainnya turut membebani ekonomi masyarakat, khususnya bagi keluarga yang kurang mampu, karena tingginya pengeluaran dari kebutuhan kuota internet.

Guna memberikan solusi dari permasalahan tersebut, anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi PSI itu pun tergerak untuk membantu kesulitan masyarakat dengan cara memasang jaringan internet tanpa kabel atau Wi-Fi secara gratis, bagi para siswa di 17 titik di Kota Bandung, meliputi Kecamatan Bandung Wetan, Cibeunying Wetan, Cibeunying Kidul, Cidadap, Coblong, dan Sumur Bandung.

"Program WiFi gratis ini dimaksudkan untuk meringankan beban para orangtua akan kebutuhan kuota internet para siswa di saat program belajar di rumah. Sebab, masalah pengeluaran akan kuota internet ini kerap dikeluhkan para orangtua sebagai pengeluaran rutin tambahan setiap bulannya di masa pandemi saat ini,” ujarnya di Gedung DPRD Kota Bandung, Kamis (3/12/2020).

Erick menuturkan, semula dirinya berasumsi keluhan ini hanya muncul di keluarga kategori kurang mampu dari sisi ekonomi, namun ternyata, hal ini juga disampaikan oleh para orangtua yang berkecukupan, saat dirinya menggelar kegiatan reses di daerah pemilihan (dapil) 2, Kota Bandung 

"Saat saya reses beberapa waktu lalu, ternyata banyak aspirasi masyarakat yang kami terima, dan mayoritas masyarakat, terutama orangtua mengeluhkan terkait  kuota atau jaringan internet untuk kebutuhan PJJ anak-anaknya. Bahkan, permasalahan ini bukan hanya dialami oleh keluarga ekonomi kurang mampu, tapi mayoritas keluarga lain pun mengeluhkan hal yang sama," ucapnya.

Dirinya menegaskan, upaya yang dilakukannya dengan memberikan fasilitas WiFi gratis ini bagi para siswa, bukan karena mencari sensasi atau agar terpilih kembali sebagai legislator di periode berikutnya. Namun, hal ini dilatarbelakangi oleh kepeduliannya akan nasib dari para generasi penerus bangsa.

"Maka saya pribadi tergerak untuk memberikan fasilitas ini kepada masyarakat, apalagi anak-anak itu adalah aset masa depan dari bangsa ini, apabila hanya karena kuota internet ini mereka harus putus sekolah atau berhenti belajar, mau jadi apa generasi muda masa depan bangsa kita ini. Tentunya, upaya ini bukan saya mencari sensasi, tapi karena saya peduli akan nasib anak-anak kita," ucapnya

Erick menambahkan, seharusnya upaya pencarian solusi ini menjadi tugas dan tanggungjawab dari pemerintah sebagai penyelenggara negara. Terlebih, beberapa titik kawasan di Kota Bandung masih ditemukan siswa yang tidak dapat mengikuti PJJ, hanya karena tidak memiliki sarana fasilitas pendukung serta kemampuan untuk membeli kuota internet.

"Sebetulnya, kalau berbicara anggaran saya yakin Pemerintah Kota Bandung mampu memfasilitasi ini (WiFi gratis) karena hanya sekitar 300-400 ribu per bulan, apalagi fasilitas ini dapat digunakan bukan hanya oleh satu siswa atau satu keluarga tapi bisa oleh beberapa siswa. Berkaca dari besarnya manfaat dibandingkan biaya yang dikeluarkan, untuk memfasilitasi kebutuhan di daerah lainnya maka kami akan bersurat kepada Disdik untuk dapat melakukan hal yang sama apalagi jika pandemi ini belum juga akan berakhir." katanya. (Cipta Permana).

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved