Cerpen
Larangan Membuka Mulut
Nyaris lima bulan tak sadarkan diri lantaran sebuah "kecelakaan", ia siuman di tengah hajat hidup yang demikian berbeda. Semua orang menutup mulut.
Editor:
Hermawan Aksan
Ilustrasi Cerpen Tanpa Kata, Tanpa Suara
Ia kembali ke rumah dengan hati patah yang dilumuri dukacita. Rasa kehilangan yang entah meremas perasaannya. Di studio lukis miliknya, lukisan pemuda yang sedang tertawa itu masih bertengger di tempatnya. Perlahan dikeluarkannya sebuah foto dari dompet. Dua foto yang kerap dia bawa ke mana-mana. Foto mendiang suaminya. Diamatinya foto dan lukisan itu beberapa kali. Lalu lirih dia berucap sendiri sembari menatap dalam-dalam foto mendiang suaminya.
"Bagaimana bisa kau tak mengenali dirimu sendiri? Dirimu saat berusia tujuh belas tahun!"
***
Berita Terkait