Daftar Program Dedi Mulyadi yang Dinilai Penting Warga Jabar, Perbaikan Rutilahu Urutan Tertinggi

Ada sejumlah kebijakan atau program Gubernur Jawa Barat yang dinilai penting berdasarkan hasil survei Litbang Kompas.

Biro Adpim Jabar
PROGRAM KDM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melaksanakan Rapat Pembahasan Penanganan Sampah Terintegrasi Wilayah Jawa Barat bersama Menteri Lingkungan Hidup RI. - Ada sejumlah kebijakan atau program Gubernur Jawa Barat yang dinilai penting berdasarkan hasil survei Litbang Kompas. 

TRIBUNJABAR.ID - Ada sejumlah program Gubernur Jawa Barat yang dinilai penting berdasarkan hasil survei Litbang Kompas.

Survei terbaru Litbang Kompas menyoroti persepsi publik terhadap berbagai program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat di bawah pimpinan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.

Berdasarkan hasil survei, sejumlah program menuai respons beragam.

Mayoritas warga menilai sejumlah program Pemprov Jabar sebagai prioritas penting.

Lalu, apa saja program Dedi Mulyadi yang dinilai penting?

Dilansir dari Kompas.com, ada sejumlah program Pemrov Jabar di bawah pimpinan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan yang dinilai penting, berikut daftarnya:

Pembangunan ruang kelas baru (RKB) di berbagai sekolah dinilai penting atau sangat penting oleh 94,6 persen responden.

Baca juga: Sebagian Publik Jabar Anggap Larangan Study Tour dan Pengaturan Jam Sekolah Dedi Mulyadi Tak Penting

Program penyediaan listrik bagi masyarakat miskin mendapatkan dukungan sebesar 97,6 persen.

Program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) memperoleh dukungan luas dari 97,9 persen responden.

97,2 persen responden mengapresiasi pembangunan infrastruktur jalan di Jawa Barat.

Kemudian program penanganan anak-anak nakal melalui pembinaan di institusi militer atau pendidikan khusus mendapat persetujuan 96,2 persen.

Program pembongkaran wahana pariwisata yang melanggar izin dianggap penting oleh 86,5 persen responden.

Kemudian program lainnya yaitu larangan study tour untuk SMA dan SMK 71,9 persen menjawab penting dan 27,3 persen menilai tidak penting.

Kedua, kebijakan pengaktifan kembali jalur kereta peninggalan era kolonial Belanda juga mendapat respons beragam, yaitu 25,5 persen menyatakan tidak penting dan 67,4 persen menganggap penting.

Pengaturan jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB, 31,4 persen menilai tidak penting dan 67,4 pesen menganggap penting.

Terakhir terkait pemangkasan anggaran hibah pesantren yang dinilai tidak penting oleh 30,4 persen responden dan 62,2 persen menyatakan penting.

Baca juga: Publik Jabar Beri Skor 8,51 untuk Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Kritik Ekonomi dan Infrastruktur

Metode Penelitian

Sebagai informasi, metode penelitia survei melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang kompas pada 1-5 Juli 2025.

Ada 400 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Barat.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, “margin of error” penelitian +/- 4,9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Kendati demikian, kesalah di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

(Tribunjabar.id/Salma Dinda) (Kompas.com/David Oliver)

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved