Pemprov Jabar Akan Sediakan Tim Kesenian Gratis untuk Hajatan, KDM: Agar Tidak Pinjam ke Bank Emok

Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya mencegah warga meminjam uang dari bank emok untuk membiayai tim kesenian saat hajatan.

Tribun Jabar/Cikwan Suwandi
BERI KETERANGAN - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat memberi keterangan kepada wartawan di Kantor Buupati Karawang, Kamis (13/11/2025). Pemerintah Provinsi Jawa Barat rencananya bakal membuat aplikasi khusus untuk mengajukan permohonan bantuan tim kesenian saat hajatan. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat rencananya bakal membuat aplikasi khusus untuk mengajukan permohonan bantuan tim kesenian saat hajatan.

Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi mengatakan, melalui aplikasi tersebut nantinya masyarakat tidak mampu yang akan menggelar hajatan, dapat mengajukan permintaan tim kesenian tradisional secara gratis. 

Dedi Mulyadi mengatakan, kebijakan ini merupakan bagian dari upaya mencegah warga meminjam uang dari bank emok untuk membiayai tim kesenian saat hajatan.

"Jadi orang yang hajatan dan kemudian kategorinya mereka itu masyarakat tidak mampu agar mereka tidak pinjam bank emok untuk bayar seni segala macam mereka nanti bisalah (mengajukan),” ujar Dedi, Kamis (19/11/2025).

Dedi Mulyadi mengaku sudah meminta jajarannya untuk mendata seniman, grup kesenian lokal serta menghitung anggaran yang bisa dialokasikan untuk membantu warga meski tidak besar.

"Walaupun kita belum bisa (mengalokasikan) sebanyak mungkin, tapi minimal bisa untuk beberapa kalangan itu," katanya.

Adapun teknis pengajuan bantuan tersebut, kata dia, harus melalui aplikasi yang masih disiapkan. Setelah pengajuan, Pemprov akan menunjuk tim kesenian lokal yang akan hadir di hajatan warga.

"Nanti masuk ke aplikasi kita. Kemudian nanti Pemprov nunjuk nih, di Kabupaten Garut mau ada calung. Nah, nanti calung Kabupaten Garut suruh tampil yang bayarnya kita," katanya.

Menurutnya, pola seperti ini pernah diterapkan saat dirinya menjabat sebagai Bupati Purwakarta dengan nama Caravan Seni. Program ini, merupakan inisiatif untuk menampilkan dan melestarikan kesenian khas Purwakarta seperti Domyak, Ibing Pencak Silat, dan Tari Maranggi melalui pertunjukan ke hajatan warga.

Kebijakan inipun, kata dia, merupakan upaya untuk memperkenalkan kekayaan budaya Purwakarta kepada masyarakat luas, sekaligus membantu meringankan beban warga.

"Iya hampir sama, jadi misalnya orang Garut nanggap Calung kemudian orang Majalengka nanggap manggil sandiwara," katanya.

Selain membantu warga, kebijakan ini juga bisa memberikan dampak positif pada eksistensi seniman lokal dibanding pemerintah daerah menggelar acara kesenian yang hanya bisa dikonsumsi internal.

"Nah, itu ekonomi hidup dibanding dengan Pemprov buat kegiatan, kan dulu pertunjukan kesenian Pemprov Jabar di alun-alun Kabupaten Majalengka yang nontonnya pejabat," katanya.

Program tersebut juga dinilai jauh lebih murah karena biaya yang dikeluarkan tidak besar dan warga yang dilayani jauh lebih banyak.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved