Proyek Raksasa BRT Bandung Raya 21 Km Dimulai Januari 2026: Dari Padalarang ke Sumedang

jalur khusus BRT ini akan memiliki enam depo yakni di Cicaheum, Cinunuk, Majalaya, Leuwipanjang, Soreang dan Padalarang.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
TERMINAL CICAHEUM - Terminal Cicaheum akan menjadi salah satu depo BRT yang pembangunannya bakal dimulai pada Januari 2026. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pembangunan konstruksi jalur khusus Bus Rapid Transit (BRT), bakal dimulai pada Januari 2026.

Proyek yang didanai Bank Dunia ini, memiliki panjang sekitar 21 kilometer terbentang melewati wilayah Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Sumedang.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Jawa Barat, Dhani Gumelar mengatakan, proyek tersebut saat ini masih dalam proses lelang yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan.

“Mudah-mudahan awal November, atau sekitar dua minggu lagi, sudah selesai."

"Setelah itu ada masa persiapan sekitar satu bulan sampai Desember. Jadi, Insya Allah pembangunan akan mulai pada Januari 2026,” ujar Dhani, Selasa (28/10/2025).

Dikatakan Dhani, jalur khusus BRT ini akan memiliki enam depo yakni di Cicaheum, Cinunuk, Majalaya, Leuwipanjang, Soreang dan Padalarang.

Baca juga: Dua Depo BRT Kota Bandung Segera Dibangun, Ribuan PKL di Sepanjang Jalur Siap-siap Terdampak

“Totalnya sekitar 21 kilometer. Jadi, bisa dibilang membelah kota. Itu untuk jalur khusus atau dedicated lane,” katanya.

Menurutnya, BRT ini akan didukung oleh 34 halte yang tersebar di sejumlah titik sepanjang jalur BRT dengan total 579 bus.  

“Totalnya ada 21 koridor. Tapi tidak semuanya jalur khusus, ada yang bergabung dengan jalur biasa, untuk dedicated lane, dari Cicaheum sampai Cibeureum itu jalur khusus, nanti ada pembatasnya,” ucapnya.

Nantinya, kata Dhani, koridor jalur BRT akan menyesuaikan dengan kondisi ruas jalan di Kota Bandung yang relatif kecil. 

“Jadi, tidak semua dibatasi beton. Yang jalannya lebar akan dipasang pembatas konkret, sedangkan yang sempit cukup diberi marka berwarna merah sebagai tanda jalur khusus, seperti jalur sepeda,” ucapnya.

Selama proses pembangunan, kata dia, bakal dilakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL), lahan parkir serta pembebasan lahan untuk mendukung jalur BRT dedicated lane.

“Iya, nanti akan ditertibkan oleh Pemerintah Kota Bandung. Kami sudah berbagi tugas."

"Untuk jalur dedicated lane termasuk juga perbaikan pedestrian dan penempatan halte. Otomatis akan ada perbaikan median jalan dan trotoar,” ucapnya. 

Berdasarkan data paparan Bus Rapid Transit (BRT) untuk Bandung Basin Metropolitan Area (BBMA), total ada 716 Pedagang Kaki Lima (PKL) di zona kuning dan hijau yang akan terdampak, 684 PKL diantaranya berada di posisi koridor yang akan dibangun dan sisanya 32 di luar koridor BRT.

Pemerintah pun menyiapkan kompensasi sebesar Rp.3.326.876 untuk masing-masing PKL selama tiga bulan. 

Pembangunan jalur BRT ini, kata Dhani, ditargetkan selesai pada pertengahan 2027. 

“Jadi, kalau mulai Januari 2026, target selesai pertengahan 2027 sekitar Juli atau Agustus,” ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved