ITB Kembangkan Data Strategis Penanganan Sampah Kota Bandung Berbasis Teknologi GeoIntelligence

ITB mengembangkan pendekatan berbasis GeoIntelligence untuk membantu menangani persoalan sampah. 

|
Penulis: Nappisah | Editor: Siti Fatimah
nappisah/tribunjabar
PENGABDIAN MASYARAKAT - Foto bersama sosialisasi pengabdian masyarakat yang digagas Pusat Penginderaan Jauh ITB atau Center for Remote Sensing ITB (CRS ITB) di Gedung STP ITB, Kamis (13/11/2025). Tribun Jabar / Nappisah. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah mengembangkan pendekatan berbasis GeoIntelligence untuk membantu Pemerintah Kota Bandung dan masyarakat dalam menghasilkan data strategis dalam menangani persoalan sampah. 

Inisiatif ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang digagas Pusat Penginderaan Jauh ITB atau Center for Remote Sensing ITB (CRS ITB), dengan dukungan penuh dari Ketua CRS ITB, Dr. Agung Budi Harto, yang dalam penyampaiannya menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menyelesaikan isu kompleks seperti pengelolaan sampah serta penguatan data sebagai dasar pengambilan kebijakan.

Melalui program Pengabdian Masyarakat Tahun 2025, Pusat Penginderaan Jauh ITB berupaya menghadirkan solusi berbasis data spasial agar pengelolaan sampah dapat dilakukan secara lebih terukur dan efisien.

Dukungan dari ITB menjadi bagian dalam kegiatan ini, yang memungkinkan pendekatan GeoIntelligence dapat diterapkan secara optimal. 

PENGABDIAN MASYARAKAT - Foto bersama sosialisasi pengabdian masyarakat yang digagas Pusat Penginderaan Jauh ITB atau Center for Remote Sensing ITB (CRS ITB) di Gedung STP ITB, Kamis (13/11/2025). Tribun Jabar / Nappisah.
PENGABDIAN MASYARAKAT - Foto bersama sosialisasi pengabdian masyarakat yang digagas Pusat Penginderaan Jauh ITB atau Center for Remote Sensing ITB (CRS ITB) di Gedung STP ITB, Kamis (13/11/2025). Tribun Jabar / Nappisah. (Dok ITB)

Mewakili Divisi Pengabdian Masyarakat CRS ITB, Like Hana Fournida Purba, menjelaskan bahwa fokus kegiatan ini adalah mengestimasi besar timbulan sampah secara di tingkat bangunan, mengidentifikasi status kondisi penanganan sampah tingkat RT serta menganalisis jalur pengangkutan dan pola spasial dari sumber-sumber sampah di Kota Bandung.

“Melalui kegiatan ini kami ingin memberikan gambaran secara secara menyeluruh tentang bagaimana distribusi dan timbulan sampah Kota Bandung berdasarkan hasil integrasi data dari survei di lapangan serta prediksinya berbasis Machine Learning,” ujar Like, saat ditemui di Gedung STP ITB, Kamis (13/11/2025). 

Dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat ini, ITB juga melibatkan berbagai pihak, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah terkait yaitu Dinas Lingkungan Hidup bersama UPTD Pengelolaan Sampah Kota Bandung, Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Bandung, Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat, Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Kota Bandung, Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Innovation Hub CRS-ITB, yaitu GISACT, Forum Peduli Sampah Selurah Indonesia (FORPASI), bersama masyarakat Kelurahan Kopo dan Babakan Asih, Kecamatan Bojongloa Kaler.

Melalui data yang dikembangkan pada kegiatan ini ditemukan bahwa tingkat pelayanan TPS di Kota Bandung tertinggi berada di Kecamatan Batununggal, Bandung Kulon, dan Sukajadi, sedangkan yang belum optimal berada di Kecamatan Cibeunying Kidul, Kiaracondong, dan Kecamatan Bojongloa Kaler. 

PENGABDIAN MASYARAKAT - Foto bersama sosialisasi pengabdian masyarakat yang digagas Pusat Penginderaan Jauh ITB atau Center for Remote Sensing ITB (CRS ITB) di Gedung STP ITB, Kamis (13/11/2025). Tribun Jabar / Nappisah.
PENGABDIAN MASYARAKAT - Foto bersama sosialisasi pengabdian masyarakat yang digagas Pusat Penginderaan Jauh ITB atau Center for Remote Sensing ITB (CRS ITB) di Gedung STP ITB, Kamis (13/11/2025). Tribun Jabar / Nappisah. (Dok ITB)

Kecamatan Bojongloa Kaler, sebagai salah satu wilayah yang padat dan kumuh dengan aksesibilitas jalan yang terbatas masih menjadi tantangan besar untuk pengumpulan sampah di Kota Bandung. 

Berdasarkan survei di Kelurahan Kopo dan Babakan Asih, sekitar 25 persen area belum terlayani dan membutuhkan peningkatan sistem pengumpulan sampah. 

Selain itu, tim ITB juga mengidentifikasi 11 titik potensial di Kopo dan 18 titik di Babakan Asih untuk pengumpulan sampah secara komunal, yang dapat dikoordinasikan oleh pihak kelurahan dengan UPTD Pengelolaan Sampah Kota Bandung, serta model estimasi timbulan sampah di tingkat bangunan yang telah dikembangkan untuk membantu evaluasi dan perencanaan pengelolaan sampah di level RT/RW.

Dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diketahui bahwa terdapat kompleksitas persoalan sampah di Kota Bandung, yang melibatkan berbagai aspek mulai dari pendanaan, kelembagaan, teknologi, regulasi hingga perilaku masyarakat, sehingga memerlukan kolaborasi antar pihak untuk penanganannya.

“Data-data spasial ini harapannya dapat memberikan gambaran visual dan pola dalam suatu wilayah, yang kemudian dapat membantu pengambil keputusan untuk menentukan langkah prioritas. Karena itu, kami mendukung pemerintah dalam pemanfaatan basis data spasial dalam pengelolaan sampah,” paparnya. 

Ia menambahkan, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan solusi jangka pendek dan menengah dalam pengelolaan sampah, terutama untuk daerah padat penduduk. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved