Dosen dan Mahasiswa Bhakti Kencana Berdayakan Warga Subang Melalui Pelatihan Produksi Teh Herbal

TRIBUNJABAR.ID - Universitas Bhakti Kencana kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan inovasi herbal dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengabdian yang dilaksanakan pada Jumat, 14 November 2025, bertempat di Desa Legonwetan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kemendiktisaintek, yang berfokus pada peningkatan kapasitas kader PKK, kader Posyandu, serta UMKM desa.

Program unggulan bertajuk “KECO-TEA: Teh Herbal Antioksidan Berbahan Daun Kecombrang” ini mengajak masyarakat mengolah potensi lokal berupa daun kecombrang menjadi produk teh kesehatan yang bernilai ekonomi dan memiliki manfaat antioksidan tinggi.

Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dosen lintas bidang dari Universitas Bhakti Kencana, yaitu Ivan Andriansyah, S.Si., M.Pd, Bdn. Karimah, STT., M.Keb, dan apt. Kharina Septi Lestari, M.S.Farm, serta dukungan penuh mahasiswa PSDKU Subang dan PSDKU Garut.

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB ini diikuti oleh kader PKK, kader Posyandu, dan pelaku UMKM Desa Legonwetan. Pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memproduksi, mengelola, dan memasarkan produk herbal secara mandiri dan berkelanjutan. Peserta dilatih mulai dari pemilihan daun, teknik higienis pencucian, pengeringan menggunakan oven pengering, penggilingan, penyaringan, hingga pengemasan.

Materi meliputi pembukuan sederhana, penentuan harga pokok produksi, pengaturan peran dalam kelompok usaha, hingga perencanaan produksi berbasis permintaan pasar. Peserta menerima pendampingan untuk memahami dan mulai mengurus PIRT dan NIB, sehingga KECO-TEA dapat dipasarkan secara luas dan legal. Warga diajarkan membuat konten foto produk, memanfaatkan Instagram dan WhatsApp Business.

Daun kecombrang diketahui kaya akan flavonoid, fenolik, dan antosianin, yang berperan sebagai antioksidan alami dan mendukung daya tahan tubuh. Melalui inovasi KECO-TEA, warga diajak melihat kecombrang sebagai komoditas bernilai ekonomi, bukan sekadar tanaman liar. Produk ini diproyeksikan menjadi ikon desa yang dapat dikembangkan melalui UMKM dan dipasarkan pada berbagai kegiatan Posyandu, PKK, hingga platform digital.

Para dosen Bhakti Kencana turun langsung memberikan edukasi, praktik, dan pendampingan. Mahasiswa PSDKU Subang dan Garut berperan dalam fasilitasi kegiatan, dokumentasi, dan asistensi lapangan. Salah satu dosen pengabdian, apt. Kharina Septi Lestari, M.S.Farm, menjelaskan: “Hidup Sehat dengan Teh Kecombang .” Sementara itu, Ivan Adriansyah, S.Si., M.Pd, memberikan edukasi mengenai. “Pembuatan Teh Herbal dari Daun Kecombrang.”

Kegiatan ditutup dengan sesi peragaan rasa, diskusi lanjutan, dan penyerahan sampel KECO-TEA kepada peserta. Kader PKK dan Posyandu berharap pelatihan ini dapat berlanjut menjadi usaha desa yang berkelanjutan dan menghasilkan pendapatan tambahan bagi keluarga.

Program hibah BEM Kemendiktisaintek ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi desa lain dalam memanfaatkan potensi tanaman herbal sebagai sumber ekonomi baru sekaligus mendukung kesehatan masyarakat.

Penulis : Ivan Andriansyah, Kharimah, Kharina Septi Lestari, Nays Larasati