Dorong Digitalisasi Jalan Hijau, Indonesia Terapkan Manajemen Kualitas Perkerasan Berbasis Data

Upaya modernisasi pengelolaan jalan nasional memasuki tahap penting dengan hadirnya infrastruktur pendukung digitalisasi manajemen perkerasan jalan. 

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
tribunjabar.id / Nappisah
Saat serah terima Mobile Laboratory di Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, Jl. AH. Nasution, Kota Bandung, Selasa (18/11/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Upaya modernisasi pengelolaan jalan nasional memasuki tahap penting dengan hadirnya infrastruktur pendukung digitalisasi manajemen kualitas perkerasan jalan. 

Melalui program kerja sama Official Development Assistance (ODA) antara Indonesia dan Korea Selatan, pemerintah mulai membangun sistem yang memungkinkan pengujian, pemantauan, dan pengendalian kualitas perkerasan dilakukan secara real time dan berbasis data terstandar.

Direktur Jenderal Bina Marga, Roy Rizali Anwar, mengatakan, sejak awal bahwa tujuan utama kerja sama ini bukan pada kegiatan seremonial hibah, tetapi pada transformasi tata kelola kualitas jalan. 

Dikatannya, sejak dimulai pada 2023, program ini diarahkan untuk memperkuat digitalisasi sistem manajemen kualitas perkerasan sekaligus mendorong penerapan teknologi perkerasan jalan hijau di Indonesia.

“Kegiatan utama kerja sama ini meliputi pembentukan Pavement Quality Management System (PQMS), hibah peralatan manajemen kualitas perkerasan jalan berupa aplikasi dan mobile pavement quality control laboratory, pilot project teknologi perkerasan jalan hijau, serta pelatihan yang dilaksanakan di Indonesia, Korea, dan secara online,” kata Roy, di Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, Jl. AH. Nasution, Kota Bandung, Selasa (18/11/2025). 

Melalui PQMS, lanjut dia, sistem digital mencatat, memproses, dan mengintegrasikan seluruh data kualitas dari tahap konstruksi hingga pemeliharaan jalan.

Dengan sistem ini, setiap pekerjaan dapat diverifikasi berbasis data, bukan semata pada laporan manual atau inspeksi visual yang kerap tidak konsisten. 

“Seluruh alur kerja telah distandardisasi secara menyeluruh untuk menghasilkan data yang konsisten, dapat direproduksi, dan siap digunakan untuk proses penerimaan maupun penyesuaian pekerjaan secara cepat,” ujar Roy.

Di lapangan, transformasi ini didukung oleh Mobile Laboratory peralatan yang dirancang untuk memastikan pengujian kualitas perkerasan bisa dilakukan tanpa harus bergantung pada laboratorium statis.

Unit berbasis truk Tata Daewoo CL4T8 dengan trailer low-floor BOGO ini memungkinkan pengambilan sampel, pengujian, hingga analisis di lokasi konstruksi secara langsung. 

Mobilitas dan kecepatan menjadi kunci, karena kualitas perkerasan sering kali dipengaruhi oleh waktu pencampuran, kondisi cuaca, dan proses aplikasi material yang harus diuji secepat mungkin.

Dengan hadirnya Mobile Lab, proses kontrol kualitas juga dapat dilakukan secara real time dan terhubung ke PQMS. 

Hal ini tidak hanya mempercepat pekerjaan, tetapi juga mengurangi risiko kesalahan, manipulasi data, atau kualitas konstruksi yang tidak sesuai spesifikasi. 

Standar digital ini menjadi langkah strategis bagi Indonesia, terutama dalam menghadapi kebutuhan pemeliharaan jalan nasional yang semakin tinggi dan tantangan transparansi proyek infrastruktur.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved