Pangandaran Segera Miliki Puskeswan yang Akan Beroperasi 2026, Masih Tunggu Perbup
Kabupaten Pangandaran akhirnya akan memiliki pusat kesehatan hewan (puskeswan) setelah berusia 13 tahun.
Ringkasan Berita:
- Pangandaran segera memiliki puskeswan.
- Sebagai persiapan, sebanyak 17 orang telah mendapatkan pelatihan.
- Uji coba berupa pemeriksaan kesehatan hewan, pengobatan, dan konsultasi sudah dilakukan.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Kabupaten Pangandaran akhirnya akan memiliki pusat kesehatan hewan (puskeswan) setelah berusia 13 tahun. Fasilitas ini diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan hewan sekaligus mencegah penyakit seperti rabies dan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Yadi Gunawan, mengatakan, pihaknya telah melakukan pelatihan kepada 17 orang yang akan bertugas di puskeswan tersebut.
"Hari ini kami juga melakukan uji coba pelayanan karena UPTD-nya belum terbentuk. Kami sudah mulai melakukan pemeriksaan kesehatan hewan, pengobatan, dan konsultasi," ujar Yadi kepada Tribun Jabar di kantornya, Senin (10/11/2025) siang.
Para petugas kesehatan hewan tersebut telah dilatih oleh Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) serta Dinas Kesehatan.
Baca juga: Siaga Banjir di Pangandaran, Debit Sungai Citanduy Meningkat Drastis, Permukiman dan Sawah Terendam
Ia menyebut, puskeswan ini ditargetkan bisa mulai beroperasi pada 2026.
"Kami masih menunggu pengesahan peraturan bupati untuk pembentukan UPTD puskeswan. Jika sudah selesai harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM serta Biro Hukum Provinsi, puskeswan bisa segera beroperasi," katanya.
Saat ini, Kabupaten Pangandaran hanya memiliki tiga dokter hewan. Dua di antaranya bertugas di dinas, sementara satu lainnya berada di luar dinas.
"Kami berharap semua bisa turut membantu pelayanan di puskeswan nanti," ucap Yadi.
Baca juga: Bukan Banjar Lagi, KA Pangandaran Siap Melaju sampai ke Cilacap Awal Tahun 2026
Terkait sistem layanan, pihaknya belum memastikan apakah puskeswan akan menerapkan retribusi atau hanya memberikan pelayanan gratis.
"Tergantung pada hasil perbup nanti. Kami berharap puskeswan bisa memberikan layanan tanpa retribusi, mengingat ini fasilitas baru," ujarnya.
Meski idealnya terdapat dua unit puskeswan di wilayah Pangandaran, Yadi menilai satu unit sudah cukup untuk tahap awal.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangandaran, Deni Rakhmat, mengatakan, pemerintah provinsi secara rutin memberikan bantuan vaksin untuk pencegahan rabies dan PMK.
"Vaksinasi PMK biasanya dilakukan setiap enam bulan sekali, sementara vaksin rabies juga tersedia bagi masyarakat yang memiliki hewan peliharaan," kata Deni.
Deni mengingatkan, rabies menjadi penyakit yang berbahaya karena dapat menular ke manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi. (*)
| Siaga Banjir di Pangandaran, Debit Sungai Citanduy Meningkat Drastis, Permukiman dan Sawah Terendam |
|
|---|
| Bukan Banjar Lagi, KA Pangandaran Siap Melaju sampai ke Cilacap Awal Tahun 2026 |
|
|---|
| 22 Desa di Pangandaran Berisiko Tinggi Tsunami, BPBD Perkuat Sistem Peringatan Dini |
|
|---|
| Desa Pamotan Pangandaran Kerap Terdampak Banjir, Kades Minta BBWS Citanduy Ambil Tindakan |
|
|---|
| Banjir Kiriman dan Pancaroba di Pangandaran Rendam Desa Pamotan, Ratusan Rumah Terendam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Kepala-Dinas-Pertanian-Kabupaten-Pangandaran-Yadi-Gunawan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.