Kapolda Jabar Inisiasi Gerakan Sauyunan Jaga Lembur Hadapi Potensi Bencana di Berbagai Wilayah
Kapolda Jabar, Irjen Rudi Setiawan, menginisiasi gerakan sauyunan jaga lembur dalam menghadapi potensi bencana
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kapolda Jabar, Irjen Rudi Setiawan, menginisiasi gerakan sauyunan jaga lembur sebagai wujud kesiapsiagaan seluruh elemen dalam menghadapi potensi bencana alam di wilayah Jawa Barat.
Kapolda Jabar menegaskan pentingnya semangat kebersamaan seluruh stakeholder dalam menjaga keselamatan masyarakat dari ancaman bencana, sejalan dengan prediksi BMKG terkait potensi bencana di beberapa wilayah Jabar.
"Penanggulangan bencana di Jabar tak dapat dilakukan satu pihak saja, tapi harus secara bersama-sama seluruh komponen daerah. Di bawah pimpinan Bapak Gubernur sebagai Kepala Daerah, kami semua siap sedia dan terus melatih personel dalam menghadapi situasi darurat,” kata Rudi, Kamis (6/11/2025).
Irjen Rudi pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memperkuat semangat gotong royong dan solidaritas, sehingga kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana dapat dilakukan secara terpadu dan efektif demi keselamatan bersama.
Baca juga: Permata Timnas Rekan Thom Haye Hampir 100 Persen Menuju Persib, Persija Kans Rungkad?
Pemerintah Provinsi Jabar bersama Forkopimda Jabar kemarin menggelar apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana, di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Rabu (5/11/2025).
Kegiatan itu dipimpin langsung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi didampingi Kapolda Jabar, Irjen Rudi Setiawan, diikuti jajaran TNI-Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, BMKG, PMI, instansi vertikal, dan relawan kebencanaan.
Apel itu bagian dari kegiatan serentak yang digelar di seluruh Indonesia dalam rangka memastikan kesiapan seluruh unsur dalam menghadapi potensi bencana alam menjelang puncak musim hujan.
Wilayah Jawa Barat menjadi salah satu daerah dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di Indonesia, mulai banjir, tanah longsor, gempa bumi, hingga angin puting beliung sering melanda berbagai daerah di Jabar.
"Kesiapsiagaan ini bukan sekadar formalitas. Kami harus memastikan setiap personel, peralatan, dan sistem koordinasi siap bekerja cepat ketika bencana terjadi. Ini bentuk tanggung jawab moral dan sosial kepada masyarakat Jabar,” kata Dedi Mulyadi.
Baca juga: BPBD Catat 195 Kejadian Bencana di Majalengka Hingga November, Didominasi Longsor dan Banjir
BMKG mendeteksi awal kemunculan fenomena La Nina yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026. Meski bersifat lemah (gurilemah), fenomena ini tetap dapat meningkatkan curah hujan di wilayah selatan Indonesia, termasuk Jabar bagian selatan, seperti Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.
Menurut data BNPB, hingga Oktober 2025 telah terjadi 2.606 bencana alam di Indonesia, termasuk 1.289 kejadian banjir, 189 tanah longsor, dan 229 gempa bumi.
Jabar menjadi salah satu provinsi dengan frekuensi bencana tertinggi, terutama akibat curah hujan ekstrem dan kondisi geografis yang kompleks. (*)
| Bos Skincare Asal Sumedang Berharap Polda Jabar Segera Beri Kepastian Hukum Atas Laporannya |
|
|---|
| Jaga Integritas Notaris, Kemenkum Jabar Libatkan 3 Unsur dalam Sidang Pengawas |
|
|---|
| Kemenkum Jabar Soroti Detail Raperwal Penyediaan Bahan Bakar Minyak |
|
|---|
| Kanwil Kemenkum Jabar Ikuti Evaluasi Laporan Keuangan Bersama Biro Keuangan |
|
|---|
| Kakanwil Kemenkum Jabar Hadiri Penutupan ToF KUHP Angkatan IX |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Hujan-deras-mengakibatkan-longsor-di-Kampung-Gunung-Gelap-garut.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.