Berita Viral

Sosok Guru Tampar Siswa di Subang hingga Diamuk Orang Tua, Ungkap Pengakuan

Inilah sosok guru yang menampar siswa di Subang hingga viral diamuk orang tua, ungkap pengakuan saat ditemui Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Instagram @mangdans_/@dedimulyadi71
GURU TAMPAR SISWA: Tangkapan layar foto guru diamuk orang tua siswa karena menampar anaknya di Subang (kiri) dan foto saat Dedi Mulyadi menemui sang guru yang diamuk orang tua siswa karena penamparan. - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi gerak cepat respons kasus penamparan siswa oleh guru hingga diamuk orang tua siswa di Subang. 

Yaumi Basuki menjelaskan bahwa sang guru Rana Saputra awalnya berupaya menegakkan kedisiplinan karena ZR dan tujuh siswa lain diketahui meloncat pagar sekolah untuk bolos.
 
‎

"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orang tua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan, namun kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," ujar Yaumi saat ditemui Tribunjabar.id di SMPN 2 Jalancagak, Rabu (5/11/2025).
‎
‎

Yaumi menegaskan, setelah kejadian, pihak sekolah langsung melakukan mediasi dengan guru, orang tua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).
‎
‎"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orang tua sudah saling menerima," katanya.
‎
‎

Namun, setelah mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk mempublikasikan kejadian tersebut di media sosial.
‎
‎

"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi pada hari Selasa masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," ujar Yaumi.
‎
‎

Peristiwa pendisiplinan itu, kata Yaumi, terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.
‎
‎

"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk sih ZR dan teman-temannya," ucapnya.
‎
‎

Ia mengatakan, pihak sekolah khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali, mengingat sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.


‎
‎Yaumi menyebut ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.
‎
‎

"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," katanya.
‎
‎

Yaumi mengatakan bahwa, ZR sudah beberapa kali melakukan pelanggaran sejak kelas VII dan orang tua juga pernah dipanggil.

Soal penamparan tersebut, Yaumi mengakui cara dan tindakan sebagai bentuk penegakan disiplin tersebut keliru.
‎
‎

"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi.
‎
‎

Kepala Sekolah SMPN 2 Jalancagak tidak berada di sekolah saat wartawan datang karena tengah memenuhi panggilan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk melakukan klarifikasi terkait insiden tersebut.

(Tribunjabar.id/Hilda Rubiah/Deanza Falevi)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved