Dekan FPIK Unpad Nilai Benih Lobster Sebaiknya Ditangkap, Beda dengan Pandangan Susi Pudjiastuti

Dekan FPIK Unpad, Yudi Nurul Ihsan, menegaskan, benih bening lobster (BBL) sebaiknya tidak dibiarkan di laut.

Penulis: Padna | Editor: Giri
tribun bali
BENIH LOBSTER - Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad), Yudi Nurul Ihsan, menegaskan, benih bening lobster (BBL) sebaiknya tidak dibiarkan di laut. Menurutnya, harusnya BBL ditangkap dan dibudidayakan untuk memberikan nilai ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat pesisir. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad), Yudi Nurul Ihsan, menegaskan, benih bening lobster (BBL) sebaiknya tidak dibiarkan di laut. Menurutnya, harusnya BBL ditangkap dan dibudidayakan untuk memberikan nilai ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat pesisir.

"Hasil riset kami menyimpulkan, BBL sebaiknya ditangkap lalu dibudidayakan. Nilai ekonominya jauh lebih tinggi jika dibesarkan daripada dibiarkan di laut," ujar Yudi melalui WhatsApp kepada Tribun Jabar, Kamis (14/8/2025) sore.

Menurut Yudi, BBL memiliki sifat kanibal, sehingga jika dibiarkan di habitat aslinya akan saling memangsa. "

Kalau BBL satu makan yang lain, otomatis populasinya hilang," katanya.

Ia mengeklaim, Unpad berhasil membesarkan BBL melalui teknologi budi daya yang sejalan dengan program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto.

"Khususnya dalam konsep pangan biru. Ini lebih bermanfaat daripada BBL dimakan oleh sesama temannya," ucap Yudi.

Yudi pun memaparkan hasil penelitian yang membantah anggapan bahwa ikan layur merupakan pemangsa utama BBL. Berdasarkan analisis pada isi perut, ikan layur itu lebih banyak memakan ikan teri dan bukan memakan BBL. 

Baca juga: Pelajaran Rp 42 Miliar: Dekan FPIK Unpad Ungkap Kegagalan Proyek KJA Susi Pudjiastuti di Pangandaran

"BBL tidak punya daging, jadi ikan layur tidak tertarik. Bahkan di laut, BBL jarang makan dan membutuhkan makanan berkalsium tinggi untuk pembentukan cangkangnya," ujarnya.

Terkait polemik keramba jaring apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran, Yudi pun menyayangkan sikap walk out yang dilakukan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. 

Menurutnya, sebagai akademisi, dia lebih mengedepankan dialog terbuka agar memperoleh solusi bersama.

"Kami mengajak semua pihak duduk bersama, membedah permasalahan secara ilmiah, sehingga keluar win-win solution," kata Yudi.

Sebelumnya Susi Pudjiastuti menuding dosen Unpad yang menyebut bibit lobster akan mati percuma jika tidak ditangkap, bodoh.

Ungkapan itu yang membuat Susi memilih walk out dari rapat dialog penolakan KJA di Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat.

"Dia ngomong di rapat, kalau bibit lobster gemes itu tidak ditangkap, nanti juga mati. Saya mau ngamuk, tapi tidak enak karena beliau sudah tua, lebih tua dari saya. Daripada saya marah ke orang tua, apalagi seorang dosen, profesor lagi, ya saya pilih keluar rapat," ujar Susi kepada sejumlah wartawan di Bandara Internasional Beach Street Susi Air Pamugaran, Rabu (13/8/2025) siang.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved