Produksi Bensin dan Solar dari Jerami, Dedi Mulyadi Gandeng Bobibos: Uji Coba di Lembur Pakuan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengesahkan kerjasama dengan penemu Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos (Bobibos).

INSTAGRAM @DEDIMULYADI71
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memperlihatkan kontrak kerjasama dengan penemu Bobibos, Muhammad Ikhlas Thamrin, di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Kerjasama antara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan penemu Bobibos bertujuan mempercepat produksi bahan bakar nabati berbasis jerami yang akan diuji coba di Lembur Pakuan. 
  • Dedi meyakini inovasi ini bisa menekan subsidi energi sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi petani. 
  • Bobibos sendiri merupakan bahan bakar nabati hasil riset lebih dari sepuluh tahun dengan sejumlah klaim keunggulan dibandingkan BBM fosil.

 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengesahkan kerjasama dengan penemu Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos (Bobibos), Muhammad Ikhlas Thamrin, melalui penandatanganan nota kesepahaman di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025).

Langkah bersama itu diarahkan untuk mendorong bahan bakar nabati berbasis jerami memasuki tahapan produksi yang lebih terstruktur.

"Kita sudah tanda tangan MoU. MoU-nya sudah ditanda tangan antara saya dengan bosnya, Bobibos," ujar Dedi dalam rekaman video, dilansir Kompas.com, Sabtu (15/11/2025).

Ia menegaskan bahwa produksi awal bahan bakar nabati tersebut akan segera dimulai dan kini tinggal menunggu proses persiapan akhir.

Uji coba dijadwalkan berlangsung terlebih dahulu di kawasan Lembur Pakuan sebagai lokasi implementasi perdana.

"Nanti ke depannya adalah hal-hal yang bersifat teknisnya. Jadi minggu depan kita panen. Maka jeraminya akan segera dibuat produksi untuk bahan bakar nabati dan konsumsinya hanya untuk uji coba di lingkungan Lembur Pakuan dulu," katanya.

Dedi meyakini pemanfaatan bahan bakar nabati bukan hanya berkontribusi pada kelestarian lingkungan, tetapi juga dapat menekan kebutuhan subsidi pemerintah untuk BBM.

Jika uji coba di tingkat Lembur Pakuan menunjukkan hasil yang baik, ia menargetkan penggunaan bahan bakar tersebut menyebar ke seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jawa Barat.

Bobibos menargetkan penggunaan bahan ba
Bobibos menargetkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dapat diakses seluruh masyarakat melalui BosMini, SPBU, dan kerja sama industri.

"Minimal seluruh jajaran pemerintah Provinsi Jawa Barat ke depan menggunakan bahan bakar nabati sehingga APBD-nya efisien. APBD-nya efisien, subsidi negaranya terkurangi karena subsidi BBM sama tinggi," tuturnya.

Selain soal penghematan subsidi, ia menilai inovasi berbasis jerami ini membuka peluang tambahan pemasukan bagi para petani karena limbah tersebut dapat menjadi komoditas bernilai.

"Dan kemudian alamnya terjaga. Kemudian petaninya sugih mukti. Kenapa? Karena nanti petani bukan hanya jual padi, nanti jual jerami. Pokoknya jerami diolah, negara pun berkah," pungkasnya.

Inovasi bahan bakar nabati Bobibos ini tengah menarik perhatian publik usai diluncurkan sebagai alternatif di tengah tingginya biaya energi fosil.

Produk hasil racikan Muhammad Ikhlas Thamrin di bawah PT Inti Sinergi Formula ini merupakan buah penelitian selama lebih dari sepuluh tahun untuk menghadirkan kompetitor dari BBM konvensional.

Bobibos, akronim dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos, disajikan dalam dua varian yakni bensin dan solar, dengan bahan baku berasal dari tanaman yang tumbuh subur di banyak daerah Indonesia.

Sumber: Kompas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved