Pemkot Cirebon Tetapkan Siaga Bencana Hingga Maret 2026, BPBD Minta Warga Tidak Panik

Hadapi musim hujan, Pemerintah Kota Cirebon menetapkan status siaga darurat bencana sejak Oktober 2025 hingga Maret 2026.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Jabar/Adi Ramadhan Pratama
BANJIR - Foto arsip ilustrasi banjir. Genangan banjir merendam pemukiman warga di Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung pada Jumat (24/10/2025). Di Cirebon, Pemkot Cirebon menetapkan status siaga darurat bencana sejak Oktober 2025 hingga Maret 2026. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Pemerintah Kota Cirebon menetapkan status siaga darurat bencana sejak Oktober 2025 hingga Maret 2026.

Namun langkah itu bukan berarti tanda bahaya, melainkan sebagai peringatan dini dan bentuk kesiapsiagaan bersama menghadapi potensi cuaca ekstrem, banjir, maupun tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo, mengatakan bahwa status siaga darurat bukan alarm panik, melainkan upaya memperkuat kesiapan seluruh unsur pemerintah dan masyarakat agar tangguh menghadapi bencana.

“Sebelum bicara soal anggaran yang disiapkan, perlu dipahami dulu bahwa siaga bencana itu berbeda dengan tanggap bencana."

"Kalau siaga bencana lebih menitikberatkan pada kesiapsiagaan, baik dari sisi sarana prasarana, SDM, maupun edukasi masyarakat,” ujar Andi saat dimintai keterangannya, Sabtu (1/11/2025).

Ia menjelaskan siaga darurat bencana merupakan status ketika potensi bencana meningkat dan masyarakat perlu waspada untuk melakukan langkah pencegahan.

Dalam kondisi ini, BPBD melakukan berbagai langkah strategis seperti menyiapkan rencana evakuasi, tempat pengungsian, serta kebutuhan dasar warga.

Tujuannya, menurut Andi, untuk meminimalkan dampak bencana dan meningkatkan keselamatan masyarakat."

"Jadi ini bukan status panik, tapi tanda bahwa kita siap,” ucapnya.

Selain memperkuat kesiapan internal, BPBD juga gencar melakukan edukasi kebencanaan kepada masyarakat.

Menurut Andi, pembinaan dilakukan sejak tingkat pendidikan dasar melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang akan dimulai dari sekolah-sekolah.

Nantinya para siswa dikenalkan bagaimana bertindak ketika bencana datang.

Baca juga: Adam Przybek Melempem, Persib Bisa Pikirkan Sosok Rp2,17 Miliar yang Jadi Target Lama

Sementara untuk masyarakat, pihaknya akan menggelar program Kelurahan Tangguh Bencana dan Kecamatan Tangguh Bencana.

"Masyarakat dilatih agar tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana,” jelas dia.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved