Kopamas Sebut Angkot Pintar di Bandung untuk Peremajaan, Bukan Berarti Angkot Konvensional Dihapus

Prototipe angkot pintar ini diproduksi oleh PT Marlip Indo Mandiri di Jalan Cipedes Dalam, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung

Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
PROTOTIPE ANGKOT PINTAR - CEO PT Marlip Indo Mandiri, Masrah Marang saat menunjukan prototype angkot pintar 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat (Kopamas) Kota Bandung, menilai bahwa angkot konvensional sudah seharusnya dilakukan peremajaan dengan angkot pintar yang saat ini tengah dirancang.

Atas hal tersebut, Kopamas bersama Koperasi Jasa Angkutan Umum Bandung Tertib Baru (Kobanter Baru), dan Koperasi Bina Usaha Transport Republik Indonesia (Kobutri) menginisiasi membuat prototipe angkot pintar bernama angkutan kota listrik Bandung (angklung).

Prototipe angkot pintar ini diproduksi oleh PT Marlip Indo Mandiri di Jalan Cipedes Dalam, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung dengan melibatkan pekerja lokal dan kini satu unit angkot sudah jadi.

Baca juga: Kota Bandung Siapkan Angkot Pintar, Warga Antusias tapi Cemas: Pikirkan Nasib Angkot Konvensional

"Angkot zaman sekarang memang sudah harus pintar ya, supaya penumpangnya lebih nyaman, terus bisa lebih aman juga," ujar Ketua Kopamas Kota Bandung, Budi Kurnia saat dihubungi, Minggu (3/8/2025).

Dengan melihat keinginan penumpang, pihaknya bersama PT Marlip mendesain supaya angkot tersebut betul-betul seperti yang diharapkan masyarakat dan sesuai standar pelayanan minimum (SPM) yang ditetapkan pemerintah.

"Tapi ada satu hal yang mungkin harus dipikirkan, yaitu kalau ada rupa pasti ada harga. Nah, bagaimana supaya ini bisa tetap dijangkau oleh masyarakat, makanya disitu unsur pemerintahnya harus turun," katanya.

Menurutnya, berdasarkan Perda Kota Bandung nomor 14 bahwa usia atau masa pakai angkot konvensional tersebut hanya 15 tahun. Sehingga, untuk saat ini banyak angkot yang sudah harus dilakukan peremajaan.

"Jadi intinya gini, kenapa kami harus beralih pada mobil listrik (angkot pintar) awalnya itu kami resah, kalau harus peremajaan konvensional, kami tidak mampu karena biaya operasionalnya tinggi terutama BBM," ucap Budi.

Dengan kondisi itu, pihaknya mencari cari lain karena usaha transportasi harus sustain. Sebab, hal tersebut bukan hanya menyangkut nasib koperasinya saja, tetapi seluruh anggota dan sopir angkot di Kota Bandung.

Baca juga: Mengintip prototipe Angkot Pintar yang Segera Diperkenalkan dan Diuji Coba di Kota Bandung

"Akhirnya ketemu dengan pak Masrah (CEO PT Marlip), setelah kita ngobrol dan hitung, ternyata kita mampu dan setelah banyak belajar tentang mobil listrik banyak keunggulan-keunggulan," katanya.

Kendati demikian, Budi memastikan meski harus beralih ke angkot pintar, bukan berarti angkot konvesional akan dihapus. Tetapi akan direvitalisasi menjadi angkot yang canggih seperti prototipe yang mulai dikembangkan.

"Jadi angkotnya diperbagus, dipercantik sesuai dengan jumlah yang ada sekarang saja. Jadi angkot itu justru merupakan komponen utama untuk sistem trasnportasi di Kota Bandung sebagai feedernya BRT," ujar Budi.

Budi mengatakan, jumlah angkot konvensional di Kota Bandung awalnya ada 5.521 unit, tetapi dengan adanya berbagai macam kendala, saat ini hanya tersisa sekitar 3.000 unit. Sehingga kebutuhan angkot pintar ini cukup dengan jumlah sisa angkot konvensional saja.

"Tapi tidak langsung segitu (3.000), bertahap sesuai masa pakai. Kalau yang habis masa pakai harus ganti, tapi ada mobil masih tetap dalam aturan perda itu, masih cukup 2 tahun lagi, nanti setelah dua tahun baru ganti," katanya.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved