Angkot Pintar akan Mengaspal di Bandung, Supir Angkot Beri Tanggapan

Angkot pintar ini diberi nama Angklung MBS S142 yaitu angkot listrik yang siap mengaspal di jalanan Kota Bandung.

Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Angkot saat mangkal di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Rabu (25/6/2025).   

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung sedang mematangkan rencana menghadirkan angkot pintar berbasis teknologi yang ditargetkan mulai diterapkan pada tahun 2026. 

Angkot pintar ini digadang-gadang menjadi solusi transportasi yang lebih efisien, nyaman, serta ramah lingkungan, dengan mengintegrasikan angkutan kota (angkot) eksisting ke dalam sistem berbasis teknologi terkoneksi.

Program ini akan menghubungkan angkot dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT) dan menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini belum terlayani transportasi umum secara optimal, termasuk sejumlah sekolah.

Angkot pintar ini diberi nama Angklung MBS S142 yaitu angkot listrik yang siap mengaspal di jalanan Kota Bandung.

Berbentuk kotak seperti minibus ini mampu menampung 15 penumpang dan memiliki fasilitas yang lebih nyaman.

Menurut rencana, angkot-angkot lama akan direvitalisasi agar lebih aman, efisien, dan tidak lagi menyebabkan kemacetan karena ngetem atau parkir sembarangan. 

Supir angkot jurusan Kebon Kalapa, Diky mengatakan dirinya sama sekali belum tahu akan adanya angkot pintar ini akan segera hadir di jalanan.

“Belum ada sosialisasi juga ke kita. Kalau sampai beneran mau direalisasikan, ya pasti harus rapat dulu sama juragan (pemilik angkot) dan pengurus. Tapi saya yakin banyak yang bakal nolak,” kata Diky saat ditemui di Terminal Kebon Kalapa, Kamis (1/8/2025).

Ia merasa Pemkot Bandung terlalu terburu-buru dan kurang melibatkan para pelaku utama angkutan kota. 

Bagi para sopir, perubahan sistem yang melibatkan teknologi digital bukanlah hal sederhana. ‘Selain urusan teknis, ada pula soal penghidupan sehari-hari yang terancam.

Diky mengatakan dengan munculnya layanan transportasi berbasis online, supir angkot sudah kehilangan banyak penumpangnya.

Apalagi jika angkot pintar ini hadir dan penumpang semakin beralih tidak menggunakan angkot tradisional.

“Padahal angkot itu sudah ada dari sebelum saya lahir. Sekarang juga masih banyak yang pakai, terutama anak-anak sekolah dan ibu-ibu yang nggak ngerti pakai HP. Kalau diganti angkot pintar yang pakai aplikasi segala, terus mereka gimana?” katanya.

Menurut Diky, pemerintah sebaiknya mempertimbangkan kenyataan bahwa tidak semua lapisan masyarakat melek digital. Ia bahkan seringkali mendengar kelughan penumpang yang kesulitan saat naik transportasi umum berbasis kartu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved