Dedi Mulyadi Sindir Emak-emak yang Antar Anak Sekolah Sampai Kelas, Bandingkan dengan Putrinya
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan sindiran kepada emak-emak yang mengantar anak sampai depan kelas, bandingkan dengan Ni Hyang.
TRIBUNJABAR.ID - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan sindiran kepada emak-emak yang mengantar anak sampai depan kelas.
Bukan tanpa alasan, Dedi Mulyadi menyinggung hal tersebut terkait pembentukan karakter.
Dedi Mulyadi pun membandingkan keseharian siswa sekolah yang sering diantar orang tua sampai depan kelas itu dengan putrinya, Ni Hyang Sukma Ayu.
Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi kepada Kompas.com, Selasa (29/7/2025).
Menurut Dedi Mulyadi, pendidikan bukan hanya soal belajar di kelas, tapi mencakup seluruh proses pembentukan karakter, termasuk dari rumah menuju sekolah dan sebaliknya.
Baca juga: Komentar Para Kepala Daerah yang Izinkan Study Tour, Langgar Kebijakan Dedi Mulyadi
“Pendidikan itu bukan hanya tentang belajar di sekolah. Tapi rangkaian dari rumah ke sekolah dan sebaliknya itu adalah pendidikan juga,” tegasnya.
Dedi Mulyadi mencontohkan pengalaman pribadi saat mengantar anak bungsunya, Ni Hyang Sukma Ayu, bersekolah di SD.
Menurut Dedi Mulyadi, anak sebaiknya dibiarkan berjalan kaki ke sekolah.
Ia mengkritisi budaya antar-jemput anak yang terlalu memanjakan siswa hingga ke depan ruang kelas.
“Saya lihat guru terlalu fokus belajar di kelas. Guru biarkan emak-emak antar anaknya sampai depan kelas. Saya minta jangan sampai depan banget, biarkan anak jalan kaki, itu bagian dari pendidikan juga,” tuturnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti soal budaya kebersihan di sekolah.
Dedi Mulyadi mengamati, banyak siswa yang tidak dilibatkan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, sehingga kesadaran ekologis mereka tidak terbangun sejak dini.
“Jumlah anak-anak itu ratusan. Tapi yang nyapu halaman sekolah hanya petugas kebersihan. Anak-anak tidak dilibatkan. Padahal, menyapu dan memungut sampah itu juga bagian dari pendidikan karakter,” ucap Dedi Mulyadi.
Ia mengungkapkan bahwa karakter anak bisa terbentuk lewat pengalaman langsung.
Menurut Dedi Mulyadi Ni Hyang, misalnya, sudah menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan karena terbiasa mengamati perilaku orang di sekitarnya.
“Ni Hyang itu sudah terbentuk karakternya. Waktu lihat orang buang sampah sembarangan, dia komplain, ‘Kok ada orang buang sampah sembarangan ya.’ Itu karena ia diajarkan dari kecil,” ungkapnya.
Dedi Mulyadi menilai, sistem pendidikan saat ini terlalu fokus pada penyampaian kurikulum tanpa memberi ruang cukup untuk penghayatan nilai-nilai kehidupan.
“Sekolah hari ini hanya menyampaikan pesan Mendikdasmen, ini lho sesuatu yang harus disampaikan. Guru disibukkan mengejar target, misalnya menyampaikan 1.000 halaman pelajaran,” katanya.
Baca juga: Ingat Aura Cinta? Gadis Bekasi Dulu Viral Debat dengan Dedi Mulyadi, Kini Sindir Gubernur Jabar Lagi
Padahal, lanjut Dedi Mulyadi, yang terpenting adalah menyampaikan nilai yang benar-benar mengakar.
“Dalam pikiran saya, tak apa-apa hanya satu halaman, tapi maknanya tersampaikan dan bisa dihayati,” pungkasnya.
Selain memberikan sindiran kepada emak-emak, Gubernur Jabar itu juga menyinggung soal kelakuan pelajar yang baru-baru ini ditemuinya.
Dedi Mulyadi merasa prihatin atas etika pelajar yang dinilainya tak mengerti adab dan perilaku dasar.
Di awal pembicaraan Dedi Mulyadi membahas soal aksinya menghentikan rombongan pelajar yang mengendarai motor tanpa helm dan merokok di jalan.
Video itu viral di media sosial. Dalam video yang diunggah akun Instagram @bandungterkini, Dedi Mulyadi tampak turun langsung dari mobilnya dan menegur para siswa yang tampak abai terhadap aturan lalu lintas dan etika di ruang publik.
Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi di kawasan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung, Senin (28/7/2025), sepulang dirinya meninjau laporan warga terkait bau menyengat dari pabrik pengolahan bulu ayam.
“Saya pulang dari IPDN Jatinangor, mampir ke Cipeundeuy cek laporan warga soal bau pabrik bulu ayam. Pulangnya lihat gerombolan anak merokok dan naik motor tanpa helm,” kata Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com.
Ia mengaku prihatin dengan sikap para pelajar yang ditemuinya di jalan tersebut.
Selain tidak mengenakan helm dan merokok, menurut Dedi Mulyadi, para siswa itu menunjukkan gestur seolah tidak mengerti aturan dasar dalam berperilaku.
“Saya juga lihat sikapnya nyaris seperti tak mengerti aturan apapun. Ini pekerjaan rumah yang harus kita benahi bersama,” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Dedi Mulyadi Kritik Emak-emak yang Antar Anak Sekolah Sampai Depan Kelas, Bandingkan dengan Ni Hyang
| Puluhan Gedung Sekolah Baru Akan Dibangun di Jawa Barat Walau Dana TKD Turun Rp 2,4 Triliun |
|
|---|
| Pengusaha Batik di Cirebon Ngaku Diperas Rp 1,8 Miliar, Selesai Setelah 'Ngadu' ke Dedi Mulyadi |
|
|---|
| Polisi Selidiki Dugaan Bullying Setelah Siswi MTs Sukabumi Meninggal, Surat Curhat Jadi Petunjuk |
|
|---|
| Pembangunan Sekolah Rakyat di Bandung Terkendala Lahan, Farhan Siapkan Solusi Lain |
|
|---|
| Dedi Mulyadi Sebut Banjir di Sukabumi Akibat Pembukaan Lahan: Bolak-balik Apapun Alamnya Akut Rusak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Gubernur-Jabar-Dedi-Mulyadi-kiri-dan-ilustrasi-ruang-kelas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.