SOSOK Iie Sumirat Anggota The Magnificent Seven Angkatan Liem Swie King yang Baru Saja Wafat

Julukan The Magnificent Seven itu muncul berkat dominasi mereka baik di nomor tunggal putra maupun ganda putra.

|
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Ravianto
Dokumentasi KOMPAS/JB SURATNO
THE MAGNIFICENT SEVEN - Piala Thomas yang baru saja dikeluarkan dari tempat penyimpanannya di Bank Indonesia ditempatkan di tengah-tengah para pemain bulu tangkis Indonesia, seperti Rudy Hartono, Tjun Tjun, Iie Sumirat, Johan Wahyudi, Liem Swie King, Christian Hadinata, dan Ade Chandra. Tujuh pemain inilah yang disebut sebagai The Magnificent Seven Badminton Indonesia. 

Yayang mengaku, sangat bangga, memiliki ayah yang mengharumkan nama Indonesia.

"Sangat bangga, bapak atlet juga dan bisa mencetak atlet juga, sangat bangga," kata Yayang.

Menurut Yayang, almarhum merupakan sosok bapak yang tegas.

"Sosok bapak tegas, tapi gak pernah marah, baik bapak tuh ke semuanya, ya, seperti orang tua pada umumnya," katanya.

Saat disinggung pesan buat keluarga di hari terakhirnya, kata Yayang, bapaknya dari tiga  bulan sudah tak bisa ngomong, komunikasi kurang.

"Makanya selalu drop, naik, drop, naik, juga begitu di ICU hampir 8 hari naik, turun, naik, turun, ya mungkin ini yang terbaik. Meninggal jam 19.31 (kemarin)," ucapnya.

Iie Sumirat merupakan sosok yang menemukan talenta atau bakat dari legenda bulutangkis, yang kini merupakan Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Taufik Hidayat, saat masih di kampungnya Pangalengan.

Mengetahui Iie Sumirat, meninggal dunia, Taufik juga langsung takziah, berkunjung ke rumah duka yang berada Jl. Sukabakti VII No.60, RT/RW. 03/07, Sukapura, Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat.

Ia tiba di rumah duka sekitar pukul 02.00 WIB, dan disambut oleh keluarga almarhum. Taufik juga tak melupakan jasa dari almarhum.

"Tanpa beliau (almarhum) saya tidak akan bisa sampai ke titik ini, dari umur 9 tahun saya mulai latihan sama beliau sampai umur 14 tahun. Diajarin dasar-dasar bulutangkis, seperti apa dan beliau juga menjadi salah satu panutan bulutangkis tanah air," ujar Taufik.

Taufik mengaku, sangat kehilangan sosok Iie Sumirat yang ia anggap sudah seperti orang tuanya sendiri, yang nemukan bakatnya hingga menjadi atlet juara.

"Yang nemuin saya, yang lahirin saya ya beliau ini, buat saya sangat kehilangan sekali, dari kemarin memang sudah niatan ke Bandung saat beliau sakit tapi belum, dan tadi dikabarin dan ya langsung kesini," kata dia.

Menurut Taufik, almarhum, sudah dianggapnya seperti orang tua sendiri karena waktu kecil kalau tidak latihan bahkan tidur dirumahnya sampai sekarang.

"Karena rumah sama lapangannya sebelahan, sampai sekarang masih ada," tuturnya.

Taufik mengatakan, semua tidak ada yang abadi, untuk para atlet usia olahraga bulutangkis itu ada batasnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved