Nilai Skema 20 Persen untuk Ojol Lebih Realistis dan Menjamin Stabilitas, Ini Alasannya
Wacana penurunan potongan komisi oleh aplikator ojek online dari 20 persen menjadi 10 persen masih memicu pro kontra dikalangan komunitas ojek online
“Di komunitas kami, kami sudah beberapa kali terlibat dalam pelatihan keselamatan berkendara, program apresiasi bagi driver berprestasi, serta penyuluhan digitalisasi untuk peningkatan kualitas pelayanan. Ini semua hanya mungkin berjalan jika perusahaan aplikatorpunya dana dan sistem yang sehat. Kalau komisi dipangkas, apakah semua itu masih bisa bertahan?” tanya Andre.
Sementara itu, Ketua Komunitas SGC 06, Andi Eko Ludiro, menyoroti pentingnya pengambilan keputusan yang berbasis realitas lapangan. Menurutnya, terlalu banyak kebijakan yang lahir hanya karena tekanan dari pihak-pihak yang tidak lagi aktif di industri ini.
“Kami adalah mitra yang setiap hari onbid, yang hidup dari orderan. Kami yang tahu bagaimana sistem ini bekerja dan apa yang kami butuhkan. Jangan sampai kebijakan yang akan mempengaruhi nasib jutaan pengemudi justru didasarkan pada opini dari segelintir orang yang tidak lagi aktif narik di lapangan,” ujar Andi.
Ia juga menambahkan bahwa banyak driver yang bisa bertahan secara finansial justru karena sistem saat ini memungkinkan adanya insentif harian, dukungan dari komunitas, serta jaminan perlindungan saat menghadapi risiko pekerjaan.
“Bekerja sebagai driver itu tidak mudah. Kami berhadapan dengan lalu lintas, cuaca ekstrem, hingga risiko keselamatan. Sistem yang sekarang sudah memberi kami cukup perlindungan. Jangan diubah hanya karena alasan populis,” tegasnya.
Dari Komunitas TRANSFORMERS Bandung, Naufal menyampaikan kekhawatiran yang sama.
Ia mengatakan bahwa perubahan sistem tanpa kajian yang menyeluruh hanya akan memicu ketidakpastian.
Baca juga: KABAR BAIK untuk Driver Ojol, Potongan Aplikasi 10 Persen Masih Memungkinkan, kata Anggota DPR RI
“Kalau komisi diturunkan menjadi 10 persen, tapi insentif hilang, layanan rusak, dan bantuan komunitas berhenti, maka itu bukan solusi. Itu mimpi buruk bagi kami. Kami tidak butuh potongan lebih kecil jika pada akhirnya kami harus menanggung beban lebih besar,” kata Naufal.
Ia mengajak pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, untuk tidak hanya mendengar suara-suara yang lantang di media sosial, tetapi juga membuka ruang dialog langsung dengan pengemudi aktif dari berbagai kota, agar kebijakan yang lahir benar-benar berpihak kepada mereka yang paling terdampak.
Keempat komunitas ini sepakat bahwa stabilitas sistem jauh lebih penting ketimbang sekadar perubahan nominal potongan komisi.
Mereka menilai, selama aplikator masih mampu menyediakan ekosistem yang sehat, mendukung, dan aman, maka potongan 20 persen bukanlah beban yang memberatkan.
“Potongan itu bagian dari harga yang harus kami bayar untuk sistem yang memudahkan kami bekerja. Kami bisa mengakses asuransi, CS, fitur keamanan, hingga bantuan sosial karena sistemnya kuat. Jangan dihancurkan demi klaim sepihak tentang keadilan,” demikian bunyi pernyataan penutup dari keempat komunitas tersebut.
Dengan pernyataan ini, komunitas driver online di Bandung berharap agar suara dari jalanan – suara para mitra pengemudi aktif – dapat menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan pemerintah. Mereka menegaskan, bahwa keseimbangan antara hak dan kewajiban adalah fondasi utama dari kerja sama antara aplikator dan pengemudi.
Tanggapi Gejolak Demo Imbas Driver Ojol Dilindas Brimob, Joko Anwar: Rakyat Teriak Kesulitan Hidup |
![]() |
---|
Unjuk Rasa di Depan Polresta Cirebon, Asap Membubung Tinggi: Polresta Harus Dengar Jeritan Kami |
![]() |
---|
TERUNGKAP Siapa Sopir Barakuda Brimob yang Lindas Tubuh Affan Kurniawan Hingga Tewas, Cuma Dipatsus? |
![]() |
---|
Tadi Malam Presiden Prabowo Sambangi Rumah Duka Affan Kurniawan, Ojol Korban Tewas Demo Jakarta |
![]() |
---|
Jadi Posko Darurat, Korban Demo di Bandung Dilarikan ke Unisba |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.