KABAR BAIK untuk Driver Ojol, Potongan Aplikasi 10 Persen Masih Memungkinkan, kata Anggota DPR RI

Yanuar mengatakan, potongan 20 pesen sejatinya telah diatur dalam Kepmenhub KP No. 1001 Tahun 2022.

|
Editor: Ravianto
Reynas Abdila/tribunnews
DEMO OJOL - Demo ojol di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025). Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yanuar Arif Wibowo, menilai potongan biaya jasa aplikasi ojek online atau ojol menjadi 10 persen dimungkinkan. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yanuar Arif Wibowo, menilai potongan aplikasi atau biaya jasa aplikasi ojek online atau ojol menjadi 10 persen dimungkinkan.

Yanuar mengatakan, potongan 20 pesen sejatinya telah diatur dalam Kepmenhub KP No. 1001 Tahun 2022.

"Kalau di peraturan menteri itu kan maksimum 20 persen, ya kan? 15 persen untuk belanja aplikasi, 5 persen dikembalikan ke mitra, untuk kemajuan mitra," kata Yanuar saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (25/5/2025).

Yanuar menyebut, angka potongan yang selama ini diterapkan aplikator tentu memiliki mempertimbangkan berbagai faktor bisnis. 

Namun, dia menekankan bahwa skema potongan 10 persen juga sudah diterapkan oleh sejumlah perusahaan penyedia layanan serupa.

"Kalau tuntutan teman-teman 10 persen, kalau secara umum gitu ya, bicara wajar, bisa aja. Kenapa? Karena ada aplikator lain yang juga membuat pemotongan aplikasi itu cuma 10 persen. Ada yang 11-12 persen, ya," ujarnya.

Dia menuturkan, besaran potongan yang ditetapkan aplikator mestinya memperhatikan aspek keadilan bagi para mitra pengemudi.

"Nah, artinya apa? Kalau dari sisi mungkin, mungkin. Cuman kan tentu ada hitungan-hitungannya. Berapa yang kemudian pantas gitu ya. Kemudian teman-teman ini mendapatkan porsi yang lebih adil," tegasnya.

Yanuar mengungkapkan, polemik soal potongan biaya jasa ojol mencuat setelah sejumlah driver mengaku mendapatkan potongan lebih dari yang ditentukan oleh regulasi.

"Ini kan masalah muncul gara-garanya mereka menganggap potongannya itu lebih dari 20 persen gitu loh. 30 persen, 40 persen, ketika mereka hitung, bahkan ada yang 50 persen, kan begitu. Nah, tentu kan ini harus diklarifikasi," ucapnya.

Di sisi lain, dia menyoroti pentingnya melihat persoalan ini secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan seluruh elemen dalam ekosistem transportasi daring.

"Karena ekosistem di bisnis transportasi online ini kan udah kebentuk. Di situ ada ojol, driver, ada aplikator, ada merchant, ada UMKM, ada konsumen, kan gitu. Bahkan ada aplikasi khusus, kemudian ada payment gateway-nya, gitu kan," tuturnya.

Oleh karena itu, Yanuar mendorong agar dialog antar pemangku kepentingan segera dilakukan guna mencari solusi bersama yang adil bagi seluruh pihak.

"Nah, ini kan harus duduk bareng semuanya. Sehingga ekosistemnya ini bisa dirawat semua, gitu loh. Nah, ini yang menurut aku lebih penting, gitu," ungkapnya.(*)

Fersianus Waku/Tribunnews

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved