Tangis Pilu Putri Tasmi TKW Cirebon, Tunggu 12 Tahun Ketemu Ibu, Sekalinya Ketemu Sudah jadi Jenazah

Jenazah Tasmi tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, usai beberapa hari berada di Hospital Kuala Lumpur. 

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
eki yulianto/tribun jabar
PUTRI TASMI - Isak tangis dan suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman Tasmi (50), Minggu 13 Juli 2025. Tasmi adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Cirebon yang menghembuskan napas terakhirnya di Malaysia. 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Isak tangis dan suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman Tasmi (50), seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Cirebon atau TKW Cirebon yang menghembuskan napas terakhirnya di Malaysia.

Setelah 12 tahun merantau tanpa pernah sekali pun pulang, jasad Tasmi akhirnya kembali ke kampung halaman, Minggu (13/7/2025), untuk dimakamkan.

Jenazah Tasmi tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, usai beberapa hari berada di Hospital Kuala Lumpur. 

MENINGGAL DI MALAYSIA - Apandi (42), warga Kampung Karang Baru RT 3 RW 3, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon menunjukkan kakak kandungnya bernama Tasmi yang telah meninggal dunia di Malaysia sebagai PMI namun tidak bisa memulangkan jenazahnya karena terbentur biaya.
MENINGGAL DI MALAYSIA - Apandi (42), warga Kampung Karang Baru RT 3 RW 3, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon menunjukkan kakak kandungnya bernama Tasmi yang telah meninggal dunia di Malaysia sebagai PMI namun tidak bisa memulangkan jenazahnya karena terbentur biaya. (eki yulianto/tribun jabar)

Kedatangannya disambut oleh pemerintah Kota Cirebon bersama DPRD Provinsi Jawa Barat yang secara resmi menerima jenazah dan dokumen kematian almarhumah.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, hari ini kami dari pemerintah kota bersama DPRD provinsi menjemput kepulangan Ibu Tasmi di Bandara Soetta."

"Alhamdulillah semua proses pemulangan berjalan lancar dan penuh kolaborasi," ujar Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati, saat ditemui di sela-sela prosesi pemakaman, Minggu (13/7/2025). 

Baca juga: Tasmi TKW Cirebon Meninggal di Kamar Kosnya di Malaysia, Ini Ucapan Terakhirnya pada Adik

Sesampainya di Cirebon, jenazah Tasmi langsung disalatkan dan dimakamkan di pemakaman kawasan Sunyaragi, tak jauh dari lokasi rumahnya. 

Tak seperti biasanya, jenazah tidak sempat dibawa masuk ke rumah duka.

Tangis keluarga pun pecah, terutama dari anak semata wayangnya, Fuji (21), yang tak kuasa menahan kesedihan saat menyaksikan sang ibu diturunkan ke liang lahat.

“Tinggal nama... Mamah gak pernah pulang. Ketemu terakhir ya sekarang ini, waktu sudah jadi jenazah,” ucap Fuji, dengan suara terbata.

Fuji mengaku, sejak ibunya berangkat ke Malaysia tahun 2013, mereka hanya berkomunikasi lewat video call.

Tak pernah ada pertemuan secara langsung selama belasan tahun. 

Komunikasi terakhir terjadi akhir Juni 2025, saat Tasmi sempat mengeluh sakit dan ingin pulang.

Namun keinginan itu terhalang kondisi keuangan keluarga.

Siti Farida menjelaskan, dokumen-dokumen kematian Tasmi sempat diserahkan secara berjenjang dari Kantor LTSA ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat, lalu ke Dinas Tenaga Kerja Kota Cirebon dan akhirnya diterima langsung oleh Fuji sebagai ahli waris.

“Jenazah tiba pukul 15.15 WIB, disalatkan dan langsung dimakamkan."

"Alhamdulillah Allah berikan cuaca baik dan perjalanan lancar,” jelas Farida.

Namun, di balik kelancaran pemulangan jenazah, terselip fakta yang mengusik.

Pemkot Cirebon menyatakan bahwa almarhumah bekerja secara nonprosedural.

Meski paspor masih aktif, Tasmi tidak tercatat secara resmi sebagai pekerja migran melalui jalur legal.

“Kami imbau seluruh warga Kota Cirebon yang ingin menjadi PMI, pastikan berangkat melalui jalur resmi. Pemerintah akan hadir jika prosesnya legal dan terdata,” katanya. 

Kabar duka Tasmi pertama kali diterima oleh sang adik, Apandi (42), yang tinggal di Kampung Karang Baru RT 3 RW 3, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi. 

Ia mendapat kabar langsung dari Fuji.

“Saya kaget waktu ditelpon anaknya. Katanya kakak saya meninggal dunia di Malaysia, di tempat kosnya."

"Sekarang katanya di rumah sakit Hospital Kuala Lumpur. Tapi kami gak punya biaya untuk bawa pulang,” ucap Apandi saat ditemui, Kamis (10/7/2025).

Menurut Apandi, Tasmi sudah bekerja sebagai cleaning service selama bertahun-tahun dan sebelumnya sempat menjadi asisten rumah tangga.

Suami Tasmi telah lama berpisah dan anak semata wayangnya tinggal terpisah di Kecamatan Gunung Jati.

“Komunikasi terakhir itu dia sempat bilang sakit dan ingin pulang."

"Tapi karena gak ada uang, ya akhirnya gak jadi. Sekarang malah pulang dalam kondisi tak bernyawa,” kenangnya, lirih.

Tasmi juga disebut memiliki riwayat penyakit diabetes.

Dua adiknya telah meninggal lebih dulu, kini tinggal Apandi seorang yang masih hidup.

Ia sempat berharap bantuan dari pemerintah, bahkan Presiden Prabowo Subianto, agar jenazah sang kakak bisa pulang dan dimakamkan di Cirebon.

Permintaan itu akhirnya dijawab.

Pemerintah pusat, Pemprov Jabar, Pemkot Cirebon, hingga BJB Peduli bergerak cepat.

KBRI di Malaysia mempercepat pengurusan administrasi, hingga akhirnya Tasmi bisa dipulangkan dan dimakamkan di tanah kelahirannya.

Kini, tubuh Tasmi telah tenang di peristirahatan terakhirnya. 

Tapi perjuangan dan kisahnya menjadi pengingat bagi banyak pihak tentang rindu yang tak sempat dituntaskan dan tentang pentingnya jalur legal saat hendak mengadu nasib di negeri orang.(*)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved