Bayi di Pangandaran Meninggal Diduga Telat Dapat Layanan dari Puskesmas, Bermula dari Panas

bayi itu meninggal dunia diduga akibat telat menerima pelayanan dari Puskesmas Pangandaran pada Sabtu 7 Juni 2025 lalu.

Penulis: Padna | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Padna
BAYI MENINGGAL - Kedua orang tua bayi yang meninggal berfoto di depan rumah kontrakan di Dusun Pangandaran Timur, Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Jumat (20/6/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Ini sosok sepasang suami istri bernama Agus Rohmanto (35) dan Yani Supriatin (47) yang mengeluhkan pelayanan kesehatan seusai bayinya yang berusia 19 bulan meninggal dunia.

Sepasang suami istri ini sudah lama tinggal ngontrak rumah di Dusun Pangandaran Timur, Desa/Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.

Mereka memiliki empat anak yakni, tiga anak hasil perkawinan Yani dengan suami sebelumnya dan satu anak masih berusia 19 bulan hasil hubungan dengan Agus.

Namun sayang, bayi itu meninggal dunia diduga akibat telat menerima pelayanan dari Puskesmas Pangandaran pada Sabtu 7 Juni 2025 lalu.

Ketika sakit panas, bayi itu sempat dirawat sekitar 2 jam di Puskesmas Pangandaran.

Namun karena keterbatasan medis, orang tua diarahkan untuk mengobatkan bayinya ke klinik Budiman tanpa diantar dengan menggunakan mobil ambulans.

Hingga kini, kedua orang tua bayi itu merasa kecewa dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pangandaran

Karena, pihak Puskesmas dinilai tidak gerak cepat dalam menangani bayinya yang dalam kondisi sakit panas tinggi yang berdampak hilangnya nyawa si bayi itu.

Dilihat dari kondisi ekonomi, kedua orang tua bayi merupakan warga kurang mampu.

Karena belum memiliki rumah, mereka tinggal di kontrakan rumah kecil yang kamar tidurnya menyatu dengan ruangan rumah dan dapur menyatu dengan kamar mandi.

Yani seorang pengurus rumah tangga dan suaminya hanya bekerja buruh serabutan yang pendapatannya tidak menentu.

"Ya, kemarin anak saya tidak dilayani cepat karena mungkin saya orang miskin dan berobat saja pakai KIS (Kartu Indonesia Sehat)," ujar Yani kepada Tribun Jabar di kontrakan rumahnya di Pangandaran, Jumat (20/6/2025) pagi.

Sebelum meninggal, Ia mengklaim anaknya dalam kondisi sehat dan tumbuh normal seperti anak lainnya. 

"Cuman saat sakit panas mendadak, telat penanganan. Di Puskesmas Pangandaran juga hampir 2 jam. Tapi, malah disuruh ke klinik Budiman tanpa diantar mobil ambulans. Saya sempat bingung, kenapa enggak di antar pakai mobil ambulans, apa karena saya pakai KIS," katanya.

Berbeda dengan pelayanan saat berada di klinik Budiman dan RSUD Pandega Pangandaran, bayinya ditangani dengan baik.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved