Kunci Lawan AI Kata Anies Baswedan di Unisba: Rumuskan Hal yang Tak Bisa Dilakukan Kecerdasan Buatan
Anies Baswedan sebut kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) tidak bisa menjadi penentu utama arah peradaban.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tokoh pendidikan Nasional, Anies Rasyid Baswedan, menyebut kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) tidak bisa menjadi penentu utama arah peradaban.
Hal itu dksampaikannya saat menjadi pembicara dalam Forum Cendekia dan Kuliah Umum di Universitas Islam Bandung (Unisba), Rabu (18/6/2025), di Aula Utama Unisba, Jalan Tamansari No. 1, Kota Bandung.
Menurut Anies, alih-alih menjadi ancaman, AI justru dapat dimanfaatkan untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan, asalkan universitas mampu merumuskan batas etis dan fungsionalnya secara jelas.
Baca juga: Warga di Pangandaran Dikeroyok Sekelompok OTK, Rumah Dirusak, Polisi Kini Tangani Kasusnya
“AI bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu, bisa dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan, dan dalam proses pembelajaran AI bisa memberikan manfaat yang besar sekali,” ujar Anies saat ditemui usai menyampaikan Kuliah Umum di Universitas Islam Bandung (Unisba), Rabu (18/6/2025).
Anies menuturkan bahwa yang harus dilakukan bukan menolak kehadiran AI, melainkan merumuskan dengan jelas ruang lingkup pemanfaatannya agar teknologi tersebut tidak menggantikan peran manusia sepenuhnya.
“Universitas dan dosen perlu merumuskan hal-hal apa yang tidak bisa digunakan AI, supaya proses pembelajaran tetap mengandalkan pada pribadi siswanya dan juga dosennya,” ujarnya.
Menurut Anies, peran dosen tidak bisa disubstitusi begitu saja oleh mesin. Ia menyebut dosen sebagai pemantik, pemandu, dan pembantu dalam proses belajar, bukan sekadar penyampai materi yang bisa digantikan oleh chatbot atau mesin pintar.
“Ini yang harus dirumuskan oleh kampus, sehingga batas-batas pemanfaatannya itu masih sesuai dengan etika,” imbuhnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga menanggapi fenomena penggunaan AI oleh mahasiswa dalam pengerjaan tugas, termasuk penulisan makalah dan karya ilmiah.
Baca juga: Kepala Disdik Jabar Klaim Temukan Bukti Baru Dalam Sengketa Lahan SMAN 1 Bandung
Ia mengakui bahwa penggunaan teknologi oleh mahasiswa sudah menjadi hal yang normal dalam ekosistem pembelajaran masa kini, namun perlu diberi panduan yang tepat agar tidak mengikis proses intelektual mereka.
“Proses pembelajaran di anak-anak (mahasiswa) memanfaatkan AI itu sesuatu yang normal, tapi jangan sampai AI atau teknologi itu menggantikan yang seharusnya dia kerjakan,” ucapnya.
Ia mencontohkan, mahasiswa boleh saja menggunakan AI untuk mengkritisi rancangan pemikirannya, tapi tidak untuk menghasilkan isi utama tulisannya.
“Menulis paper, gunakan AI untuk mengkritik rancangannya, tapi jangan gunakan AI untuk membuat isinya,” kata Anies menekankan.
Dengan cara itu, menurutnya, AI menjadi alat untuk meningkatkan kualitas, bukan menggantikan kreativitas dan kapasitas manusia.
Kuliah umum Anies Baswedan ini merupakan bagian dari Forum Cendekia dan peluncuran Milad ke-67 Unisba. Dihadiri civitas akademika dan mahasiswa dari berbagai program studi, forum ini menjadi ruang reflektif yang mengangkat isu penting pendidikan karakter di tengah derasnya gelombang Society 6.0 dan transformasi digital global.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unisba juga secara simbolis menyerahkan Surat Keputusan (SK) Lektor Kepala kepada dosen yang telah memenuhi syarat akademik. Penyerahan SK ini merupakan bentuk apresiasi atas pencapaian akademik dan dedikasi dalam bidang pendidikan tinggi.
Rektor Unisba Prof. Edi mengungkapkan kehadiran Anies Baswedan dalam kuliah umum membawa pencerahan kepada mahasisea maupun civitas akademik.
“Kedatangan beliau ke Unisba, insya Allah akan membawa pencerahan dan kebaikan bagi kita semua, khususnya dalam penguatan karakter, pengabdian kepada masyarakat, dan pengokohan wawasan kebangsaan,” ujarnya
Dia menjelaskan, bahwa tema kuliah umum ini selaras dengan semangat yang telah lama dijalankan oleh Unisba, yaitu pembentukan karakter yang kuat sebagai bagian dari cita-cita pendirian kampus ini sejak 1958.
“Kami menanamkan karakter pejuang (mujahid), pemikir (mujtahid), dan pembaharu (mujaddid) kepada seluruh civitas akademika,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ia menekankan pentingnya peran cendekiawan dalam membangun peradaban bangsa untuk menjadi Scholarship of Engagemen yakni cendekiawan yang tidak hanya unggul dalam aktivitas akademik, tetapi juga aktif memberikan kontribusi nyata kepada umat dan bangsa. (*)
Gerakan Pengelolaan Sampah Terintegrasi Dorong Jawa Barat Capai Target Zero Waste |
![]() |
---|
Festival Hiduplah Indonesia Maya Digelar di Bandung, Tom Lembong dan Anies Baswedan Siap Merapat |
![]() |
---|
AI Innovation Hub, Kolaborasi ITB & Telkomsel untuk Penguatan Ekosistem AI nasional |
![]() |
---|
Era Kecerdasan Buatan, Unisba Tegaskan Penelitian Harus Tetap Turun ke Lapangan |
![]() |
---|
Kata Pengamat soal Mencuat 'ATOM' Peluang Anies Baswedan dan Tom Lembong Maju di Pilpres 2029 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.