PPMB FIKOM Unisba Tekankan Adaptasi Mahasiswa di Era Komunikasi Digital

Fikom Unisba memiliki dua kata kunci yang menjadi pembeda dibanding fakultas komunikasi lain, berbasis teknologi digital dan nilai-nilai Islam. 

tribunjabar.id / Putri Puspita Nilawati
Program Pembinaan Mahasiswa Baru (PPMB) Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba) tahun 2025. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Dunia komunikasi yang serba digital menuntut mahasiswa baru untuk lebih adaptif dan siap menghadapi perubahan cepat. 

Inilah yang menjadi penekanan utama dalam Program Pembinaan Mahasiswa Baru (PPMB) Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba) tahun 2025.

Dekan Fikom Unisba, Prof. Dr. Atie Rachmiatie, Dra., M.Si., menegaskan bahwa mahasiswa baru harus dipersiapkan tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam membangun karakter dan kesiapan menghadapi era digital. 

“Orang yang berhasil adalah orang yang bisa beradaptasi. Dunia komunikasi berubah sangat cepat, sehingga mahasiswa tidak boleh gagap terhadap teknologi,” ujar Prof Atie saat ditemui di Unisba, Jumat (19/9/2025).

Ia menambahkan, Fikom Unisba memiliki dua kata kunci yang menjadi pembeda dibanding fakultas komunikasi lain, berbasis teknologi digital dan berlandaskan nilai-nilai Islam. 

“Kita ingin mahasiswa punya kompetensi di dunia digital yang serba cepat, tapi tetap memiliki jati diri yang kuat, karakter yang tidak mudah goyah, dan memegang nilai Islam,” kata Prof. Atie.

Untuk itu, Unisba menyiapkan tujuh laboratorium sebagai fasilitas pendukung, mulai dari laboratorium simulasi komunikasi, radio, televisi, grafis, multimedia, fotografi, hingga film. 

Melalui laboratorium tersebut, mahasiswa dikenalkan langsung dengan praktik di lapangan agar mereka mampu mengikuti perkembangan industri komunikasi yang semakin terdigitalisasi.

Prof Atie menyebutkan tahun ini, tercatat 168 mahasiswa baru jenjang S1 bergabung di Fikom Unisba. Selain itu terdapat 48 mahasiswa S2 dan 29 mahasiswa S3. 

Semuanya diarahkan untuk mengenal atmosfer akademik, memahami aturan universitas, serta menginternalisasi visi misi program studi yang sudah terakreditasi unggul.

Prof. Atie menekankan bahwa kecepatan perkembangan teknologi tidak boleh membuat mahasiswa kehilangan arah. 

“Teknologi secanggih apa pun tidak akan berarti kalau tidak dibarengi dengan kepribadian yang kuat. Kami ingin mereka tidak mudah putus asa, tidak menyerah, dan tetap ingat ada nilai yang lebih tinggi yang harus dijaga,” ujarnya.

Selain menyiapkan sisi akademik, mahasiswa juga dibekali kesadaran untuk menjaga keseimbangan. Mereka didorong untuk tetap aktif, kreatif, namun dengan cara-cara yang etis. 

“Masa muda boleh dinikmati, tapi dengan cara positif. Jangan sampai terjebak pada kebiasaan yang negatif, apalagi di era digital sekarang yang serba mudah terpengaruh,” ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved